Ke arah mana jua kamu melangkah
Menelusuri, membaca-baca
Jika ada kamu temukan ia
Kamu tak tahu lagi harus kemana
Namun langkahmu tak juga tertahan
Seolah-olah percaya saja sudah cukup bagimu
Bilamanakah kamu mengerti?
Akan sesuatu yg mungkin tak berbekas lagi
Perihnya menjadi-jadi
Menyerbu dan tak kunjung berakhir
Tidak bisa sajakah hentikan?
Kamu ingin terlelap dalam mimpi
Dan esoknya bangun dengan perasaan baik-baik saja
Namun, luka itu menyayat, tak terkendalikan
Mengapa ada rasa sesak disini?
Mengapa hatimu tak bisa lagi bersuara?
Kamu menerka-nerka
Rasanya pun semakin menjadi-jadi
Kamu kehilangannya...
Catatan:
Puisi ini sudah pernah dimuat dalam tulisan di blog pribadi saya, Hujan Merah Jambu, pada 27 Mei 2011.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H