Mohon tunggu...
Stefani Krista
Stefani Krista Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta hujan, perantau, dan penyuka jalan-jalan.

Tulisan saya yang lain bisa dibaca di: http://komunitasubi.com/author/stefani-krista/ https://hujanmerahjambu.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jejak-jejak Sejarah yang Tak Lekang Zaman di 3 Museum Jakarta

20 Agustus 2017   13:02 Diperbarui: 21 Agustus 2017   16:59 2535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Asrama STOVIA di Museum Kebangkitan Nasional

Wah, tak terasa saat kami keluar dari Museum Nasional hari telah beranjak sore. Namun kami tak ingin mengakhiri perjalanan itu begitu saja. Tertarik dengan bus pariwisata—yang beberapa dari kami belum pernah menaikinya—akhirnya kami ikut antre di halte samping museum tersebut. Kita tidak perlu bayar untuk bisa berjalan-jalan mengelilingi Jakarta—sesuai rute bus—dengan bus tingkat dua ini alias gratis. Ini tentu hal yang baik bagi turis lokal maupun mancanegara yang hendak berkeliling di kota Jakarta.

Tiket gratis bus tingkat dua
Tiket gratis bus tingkat dua
Sesampai di halte tujuan, halte Juanda, kami pun saling berpisah satu sama lain. Tentu kami semua berharap akan berjumpa lagi di acara Click Kompasiana berikutnya —yang tak kalah seru dengan penyusuran tiga museum ini!

Nah, bagi yang belum pernah ke museum, yuk kunjungi tiga museum ini! Mari kembali belajar sejarah dan mengenal Indonesia lebih dalam. Seru loh! Untuk melihat jadwal ketiga museum di atas, berikut koleksinya lebih jauh, bisa berkunjung ke situs-situs ini: Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, dan Museum Nasional.

Menutup kisah perjalanan yang menarik ini, saya ingin mengambil kutipan dari Kartini, “Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagian yang sempurna datang kepadamu.” Ya, menyusuri jejak-jejak sejarah Indonesia di ketiga museum ini membuat saya bisa melihat betapa susah-payahnya para pendahulu kita berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Kita, yang sekarang bisa menikmati hasilnya, harusnya tak cuma berdiam diri, namun turut mengisi kemerdekaan sesuai kapasitas dan profesi kita demi kebaikan Indonesia.

Salam merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun