Hal ini dapat menghambat bahkan memperburuk kesehatan warga / masyarakat setempat. Selanjutnya, yang menjadi Risk Owner atas kejadian risiko tersebut adalah warga setempat yang berlokasi di sekitar gunung semeru dan pihak pemerintah yang perlu menyediakan bantuan bencana alam bagi para korban erupsi tersebut.
Akar Penyebab atas kejadian risiko tersebut antara lain kegagalan memprediksi & mengantisipasi bencana alam seperti erupsi, dan adanya pencemaran lingkungan yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat yang memperburuk suasana lokasi kejadian. Indikator risiko dari kejadian risiko tersebut ialah meningkatnya keluhan dari warga (korban erupsi) dan meningkatnya dana bantuan yang didistribusikan pemerintah kepada para warga (korban).Â
Berikutnya yang menjadi faktor positif atas kejadian risiko tersebut yaitu adanya sistem peringatan dini dengan status-status tertentu seperti siaga, waspada.Â
Dan dampak dari kejadian risiko tersebut antara lain tercemarnya lingkungan tempat tinggal, terhambatnya keberlangsungan hidup warga setempat (korban erupsi) seperti mengalami gangguan kesehatan (baik fisik maupun mental), kehilangan pekerjaan, kehilangan asset seperti rumah, melakukan pengungsian, dll.
Analisis risiko saya atas kejadian risiko tersebut adalah mulai dari kemungkinan terjadinya (probabilitas) saya skalakan dengan angka 4 yaitu berat karena kejadian erupsi ini telah terjadi sejak lama secara berulang maka kemungkinan terjadinya saya skalakan demikian, dan dampaknya juga saya skalakan 4 karena dampak yang ditimbulkan tergolong berat seperti yang sudah di paparkan sebelumnya, salah satunya dapat menghambat proses keberlangsungan hidup masyarakat secara keseluruhan (dari berbagai aspek), juga ini termasuk kategori risiko Catastrophic yang dapat menyebabkan kerugian yang besar. Sehingga atas hasil kalkulasi antara probabilitas dengan dampak, maka tingkat risiko atas kejadian risiko ini tergolong extreme risk.
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada, maka berikutnya adalah perlakuan / penanganan risiko. Perlakuan / penanganan risiko dilakukan dengan mitigasi, yaitu sistem mitigasi bencana yang dibangun secara spesifik guna meminimalisir dampak risiko. Perlakuan risiko yang dilakukan antara lain mendistribusikan bantuan dana logistik, membantu proses pengungsian warga/masyarakat setempat (korban erupsi), adanya sistem peringatan dini terkait bencana alam, menyiapkan jalur evakuasi, dan mendetailkan peta kawasan risiko bencana sebagai pemutakhiran akhir.
Dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tiap individu terhadap risiko serta menyebarkan dan menerapkan budaya risiko yang baik agar tercipta tata kelola dan proses manajemen risiko yang cermat guna mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam keberlangsungan hidup ini.
(Stefani Grimonia Lavina -- 201950359)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H