Merujuk pada peristiwa yang sedang terjadi saat ini yaitu Erupsi Gunung Semeru dimana peristiwa tersebut telah menjadi perbincangan massa (publik). Kejadian Erupsi Semeru ini merupakan suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam dan termasuk dalam risiko yang bersifat Catastrophic yaitu risiko dalam skala besar yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi, namun apabila terjadi dapat menyebabkan kerugian yang amat besar. Contohnya bencana alam seperti erupsi gunung berapi yaitu pada gunung semeru yang tengah ramai diperbincangkan saat ini.
Perlu diketahui bahwa peristiwa erupsi ini bukan yang pertama kali nya terjadi, melainkan sudah berlangsung secara berulang sejak lama, dibuktikan dengan adanya catatan letusan yang terekam sejak tahun 1818 hingga tercatat beberapa kali erupsi pada 2008, dan terjadi kembali pada tahun 2021 ini.Â
Peristiwa seperti ini kemungkinan besar akan terus berulang dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini berarti, seharusnya peristiwa yang terjadi bisa diantisipasi dengan baik dan penuh kesiapan agar dampak yang ditimbulkan setidaknya bisa terminimalisir.Â
Namun, berdasarkan peristiwa yang terjadi, nampaknya tidak ada langkah antisipasi yang cermat yang dilakukan, dikarenakan minimnya kesadaran dan pemahaman terhadap risiko yang ada.Â
Hal ini didukung juga oleh lemahnya penerapan budaya risiko di Indonesia yang seringkali masih belum paham dan bahkan belum sadar terhadap risiko serta cenderung menyepelekan risiko dengan mengabaikannya / menunda untuk mengelola & mengantisipasi risiko tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan risiko dan mengasah pemahaman yang dimiliki terkait risiko tersebut, sehingga tercipta tata kelola (manajemen risiko) dan budaya risiko yang efektif dan efisien dalam keberlangsungannya.Â
Untuk bisa seperti itu, maka pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mengenali terlebih dahulu terkait risiko yang ada (identifikasi risiko), apa kejadian risiko nya, apa yang menjadi akar penyebabnya, apa saja indikator risiko nya, seperti apa konteks risiko nya, siapa pemilik risiko tersebut, dan lain-lain.Â
Setelah mengenali / mengidentifikasi risiko yang ada, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis risiko, yaitu menilai seberapa besar probabilitas (kemungkinan terjadinya) risiko yang ada, dan seberapa besar dampak yang ditimbulkan atas kejadian risiko yang sudah diidentifikasi tersebut.Â
Lalu setelah menganalisis risiko yang ada, maka langkah berikutnya yaitu mempertimbangkan dan memilih perlakuan/penanganan risiko yang tepat atas risiko yang sudah diidentifikasi dan dianalisis tersebut.
Berfokus pada peristiwa Erupsi Gunung Semeru ini, maka manajemen risiko berbasis ISO 31000 yang dapat dibuat antara lain dimulai dari Identifikasi Risiko, yaitu menentukan kejadian risiko. Kejadian Risiko yang pertama adalah meletusnya gunung berapi, dan KR yang berikutnya ialah meningkatnya jumlah korban.Â
Adapun Konteks Risiko nya adalah para warga yang menyelamatkan diri dengan menungsi ke tempat yang lebih aman dan tidak dekat dari lokasi kejadian untuk mengantisipasi sewaktu-waktu gunung tersebut dapat meletus. Juga atas peristiwa tersebut dapat mempengaruhi lingkup kesehatan warga setempat yang terkena dampak peristiwa secara langsung seperti menghirup abu vulkanik dan terkena udara panas dari lava yang meluap, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti tersumbatnya pernapasan ataupun infeksi pada kulit akibat terpapar udara panas dari lava yang meluap.Â