Baru saja saya selesai mengulas mengenai kasus kekerasan anak di Indonesia dalam artikel bertajuk:Â "Selain Aisyah, Berikut Kasus Kekerasan Anak yang Bikin Miris" dan mengulas kasus kekerasan fisik, seksual, hingga eksploitasi yang menimpa beberapa anak di Indonesia.Â
Permasalahan anak-anak di Indonesia tidak hanya berhenti pada 'bermain' dan 'belajar' saja, melainkan mencakup keamanan, kesejahteraan, pendidikan, dan hak-hak perlindungan yang harus dijaga.
Belum usai duka mengenai kasus Aisyah, kasus kekerasan di Timika, dan kasus pelecehan di Bekasi, pagi tadi media sosial dihebohkan dengan adanya kabar pelecehan seksual yang terjadi di satu masjid di Pangkalpinang.
Pelaku diketahui laki-laki yang tiba-tiba masuk ke dalam masjid, memastikan keadaan sepi, dan melakukan perbuatan tidak terpuji kepada anak perempuan di masjid.
Perbuatannya terekam kamera CCTV masjid dan saat ini pelaku dalam status kejaran polisi.
Jika Anda bertanya pendapat saya mengenai kasus tersebut, tidak ada lagi hal yang bisa saya lakukan kecuali mengutuk perbuatan para pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Para pelaku sudah semestinya dihukum dengan hukuman yang berat, setimpal, dan tanpa ampun.
Saya juga berharap keberadaan lembaga seperti KPAI dan KemenPPPA mengambil tindakan yang tegas demi mengupayakan keselamatan dan keamanan anak-anak.
Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan adalah menerapkan edukasi supaya terhindar dari pelecehan seksual.
Bagaimana cara memberi edukasi anak mengenai pelecehan seksual?
Edukasi mengenai bagian tubuh; mana yang boleh disentuh oleh diri sendiri dan yang tidak boleh disentuh orang lain.
Ini merupakan salah satu edukasi yang penting bagi anak-anak usia dini. Memberitahu mereka bagian tubuh mana yang termasuk privat dan tidak boleh disentuh sembarangan oleh orang lain. Cara edukasi anak mengenai bagian tubuh juga bisa dilakukan melalui lagu.Â
Lagu dalam animasi 'Kujaga Tubuhku' adalah salah satu lagu yang bisa menjadi media edukasi bagi anak untuk belajar bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh.Â
Edukasi Anak bahwa mereka memiliki otoritas penuh atas tubuhnya
Artinya, anak boleh menolak jika ada seseorang yang ingin menyentuhnya. Terkadang, dengan alasan gemas dan lucu, orang dewasa memberanikan diri untuk mencium anak kecil.
Eits, itu bisa saja tidak dilakukan semisal anak merasa risih dan tidak mau menerima tindakan tersebut. Anak boleh menolak dan orang dewasa harus menghormati keputusan tersebut. Jangan sembarangan menyentuh anak kecil, hormati tubuh mereka.
Perhatikan gerak-gerik anak, jika perilakunya berubah, dekati dan pastikan tidak terjadi sesuatu padanya
Kepedihan lainnya atas kasus kekerasan seksual pada anak adalah sulitnya mereka untuk mengungkapkan apa yang dialami. Oleh karena itu, tidak jarang kasus pelecehan seksual anak kerap dikaitkan dengan fenomena gunung es.Â
Pelecehan seksual yang terdeteksi adalah sebagian kecil yang terlihat. Bagaimana dengan kasus pelecehan seksual yang tidak terdeteksi? Anak-anak yang terjerat trauma karena harus menahan diri untuk tidak menyampaikan apa-apa dalam hidupnya.
Oleh karena itu, ada baiknya sebagai orang tua dan orang dewasa, kita peka dengan perubahan anak. Pastikan mereka terbuka dan menyampaikan sesuatu yang mengganjal. Jika anak sudah terbuka dengan apa yang dialaminya, segera mencari pertolongan, dan perlindungan anak menjadi yang utama.
Itulah edukasi anak mengenai pelecehan seksual yang bisa diajarkan kepada anak-anak. Meski sederhana, namun edukasi sejak dini bisa membantu mereka terhindar dari pelaku pelecehan seksual.
Melalui artikel ini, saya secara pribadi juga mengutuk keras perbuatan para predator anak yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Mereka harus dijaga, ditolong, dan dilindungi. Sudah semestinya juga negara mengambil tindakan tegas mengenai krisis keamanan yang dialami oleh anak-anak di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H