Artinya, anak boleh menolak jika ada seseorang yang ingin menyentuhnya. Terkadang, dengan alasan gemas dan lucu, orang dewasa memberanikan diri untuk mencium anak kecil.
Eits, itu bisa saja tidak dilakukan semisal anak merasa risih dan tidak mau menerima tindakan tersebut. Anak boleh menolak dan orang dewasa harus menghormati keputusan tersebut. Jangan sembarangan menyentuh anak kecil, hormati tubuh mereka.
Perhatikan gerak-gerik anak, jika perilakunya berubah, dekati dan pastikan tidak terjadi sesuatu padanya
Kepedihan lainnya atas kasus kekerasan seksual pada anak adalah sulitnya mereka untuk mengungkapkan apa yang dialami. Oleh karena itu, tidak jarang kasus pelecehan seksual anak kerap dikaitkan dengan fenomena gunung es.Â
Pelecehan seksual yang terdeteksi adalah sebagian kecil yang terlihat. Bagaimana dengan kasus pelecehan seksual yang tidak terdeteksi? Anak-anak yang terjerat trauma karena harus menahan diri untuk tidak menyampaikan apa-apa dalam hidupnya.
Oleh karena itu, ada baiknya sebagai orang tua dan orang dewasa, kita peka dengan perubahan anak. Pastikan mereka terbuka dan menyampaikan sesuatu yang mengganjal. Jika anak sudah terbuka dengan apa yang dialaminya, segera mencari pertolongan, dan perlindungan anak menjadi yang utama.
Itulah edukasi anak mengenai pelecehan seksual yang bisa diajarkan kepada anak-anak. Meski sederhana, namun edukasi sejak dini bisa membantu mereka terhindar dari pelaku pelecehan seksual.
Melalui artikel ini, saya secara pribadi juga mengutuk keras perbuatan para predator anak yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Mereka harus dijaga, ditolong, dan dilindungi. Sudah semestinya juga negara mengambil tindakan tegas mengenai krisis keamanan yang dialami oleh anak-anak di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H