Mohon tunggu...
Stefan Sikone
Stefan Sikone Mohon Tunggu... Penulis - Mengajar di SMAN 1 Tengaran - Kab. Semarang dan Entreprenuer Bisnis Online

Guru bisnis online. Berlayar di 3 pulau ilmu: filsafat, ekonomi manajemen, komputer. Mendirikan LPK Bistek untuk memberikan pendidikan dan latihan gratis bisnis online bagi masyarakat yang berminat.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bank Tanah: Kunci Mengurai Simpul Gordius Pertanahan Indonesia

3 Januari 2025   05:00 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia, negara kepulauan dengan kekayaan alam melimpah, menyimpan potensi besar untuk pembangunan dan kesejahteraan.

Namun, permasalahan pertanahan yang kompleks seringkali menjadi penghambat utama. 

Bayangkan sebuah simpul Gordius---benang kusut yang melambangkan birokrasi berbelit, regulasi tumpang tindih, dan akses tanah yang tidak merata. 

Simpul ini mengikat erat pembangunan, memperlebar kesenjangan ekonomi, dan menghambat impian kesejahteraan masyarakat.

Selama ini, berbagai regulasi telah diterbitkan, seperti UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Perpres Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penataan Tanah Sistematis, Lengkap, dan Terpadu (PTSL), dan UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pertanahan. 

Namun, regulasi-regulasi tersebut belum mampu sepenuhnya mengatasi kompleksitas permasalahan pertanahan. 

Proses pengadaan tanah masih panjang dan berbelit, biaya tinggi, serta rentan terhadap praktik korupsi dan konflik kepentingan. 

Akibatnya, proyek pembangunan strategis seringkali terhambat, investasi menjadi kurang menarik, dan masyarakat, terutama yang kurang mampu, kesulitan mengakses tanah.

Di sinilah Badan Bank Tanah hadir sebagai sebuah terobosan strategis. 

Bukan sekadar lembaga baru, Badan Bank Tanah dirancang sebagai solusi komprehensif untuk mengurai simpul Gordius pertanahan. 

Bayangkan sebuah bank, tetapi bukan bank uang, melainkan bank tanah! 

Lembaga ini berfungsi sebagai pengelola dan distributor tanah, menjamin ketersediaan lahan untuk kepentingan umum, pembangunan nasional, dan kesejahteraan masyarakat.

Peran Badan Bank Tanah sangat krusial dalam beberapa aspek:

1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur: Dengan pengelolaan tanah yang lebih efisien dan terintegrasi, proyek infrastruktur strategis seperti jalan tol, kereta cepat, dan pelabuhan dapat terwujud lebih cepat dan efisien. 

Proses pengadaan tanah yang selama ini menjadi bottleneck pembangunan dapat dipercepat secara signifikan.

2. Peningkatan Akses Perumahan Rakyat: Badan Bank Tanah dapat menyediakan lahan yang terjangkau untuk program perumahan rakyat, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dapat memiliki akses terhadap hunian yang layak. 

Hal ini akan berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup.

3. Konsolidasi Lahan dan Peningkatan Produktivitas Pertanian: Badan Bank Tanah dapat memfasilitasi konsolidasi lahan pertanian, mengubah lahan-lahan kecil dan terfragmentasi menjadi unit yang lebih besar dan efisien. 

Hal ini akan meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

4. Reforma Agraria dan Pemerataan Ekonomi: Badan Bank Tanah dapat berperan penting dalam redistribusi tanah, memberikan akses yang lebih adil kepada masyarakat yang selama ini terpinggirkan. 

Hal ini akan berkontribusi pada pengurangan kesenjangan ekonomi dan mewujudkan keadilan sosial.

5. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Dengan sistem pengelolaan yang transparan dan akuntabel, Badan Bank Tanah dapat mencegah praktik korupsi dan konflik kepentingan dalam proses pengadaan dan pengelolaan tanah. 

Hal ini akan meningkatkan kepercayaan publik dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Namun, implementasi Badan Bank Tanah tidaklah tanpa tantangan. Potensi korupsi dan penyalahgunaan wewenang harus diantisipasi dengan mekanisme pengawasan yang ketat dan sistem akuntabilitas yang kuat. 

Transparansi dalam setiap proses menjadi kunci keberhasilan. Kerjasama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan Badan Bank Tanah.

Kesimpulannya, Badan Bank Tanah merupakan harapan baru dalam upaya menyelesaikan permasalahan pertanahan di Indonesia. 

Ia ibarat pedang tajam yang mampu membelah simpul Gordius yang selama ini menghambat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. 

Dengan pengelolaan yang efektif dan transparan, Badan Bank Tanah dapat menjadi kunci untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 

Suksesnya Badan Bank Tanah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. 

Mari kita dukung dan awasi agar Badan Bank Tanah dapat menjalankan perannya secara optimal dan membawa perubahan positif bagi Indonesia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun