Mohon tunggu...
Stefan Sikone
Stefan Sikone Mohon Tunggu... Penulis - Mengajar di SMAN 1 Tengaran - Kab. Semarang dan Entreprenuer Bisnis Online

Guru bisnis online. Berlayar di 3 pulau ilmu: filsafat, ekonomi manajemen, komputer. Mendirikan LPK Bistek untuk memberikan pendidikan dan latihan gratis bisnis online bagi masyarakat yang berminat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Negara Bagian AS Larang Ponsel di Sekolah, Apa Implikasinya di Indonesia

22 Juni 2024   14:55 Diperbarui: 22 Juni 2024   15:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay 

Penulis dalam artikel ini mengeksplorasi sebuah tulisan di bbc oleh Ana Faguy, Laura Blasey and Regan Morris berjudul  US states want to ban phones in school. How world that work?

Beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk melarang penggunaan ponsel di sekolah-sekolah. 

Hal ini merupakan bagian dari upaya mengatasi ketergantungan anak-anak terhadap perangkat digital.

Nancy Streit, seorang guru di sekolah menengah, mengakui betapa sulitnya bersaing dengan smartphone untuk mendapatkan perhatian siswa. 

Namun, sebagai ibu, dia juga tahu bahwa ponsel bisa menjadi kebutuhan saat terjadi keadaan darurat. "Biasanya yang menelepon adalah orang tua," kata Streit, meski dia tidak mengizinkan penggunaan ponsel di kelasnya.

Distrik sekolah Los Angeles, tempat Streit mengajar, baru-baru ini memutuskan melarang penggunaan smartphone di sekolah-sekolahnya. Ini bagian dari upaya yang semakin meluas di berbagai negara bagian dan sekolah di AS.

Gubernur California, Gavin Newsom, meminta larangan penggunaan smartphone di kelas dan akan bekerja sama dengan legislator untuk membuat kebijakan terkait. 

Gubernur New York, Kathy Hochul, juga telah mendukung undang-undang serupa. 

Sementara itu, gubernur Indiana telah menandatangani aturan pelarangan penggunaan ponsel di kelas yang akan berlaku pada musim gugur.

Upaya-upaya ini muncul di tengah kekhawatiran soal kesehatan mental remaja pasca-pandemi. 

Penelitian menunjukkan penggunaan media sosial berlebihan dapat meningkatkan risiko gejala kecemasan dan depresi pada anak-anak.

Meski sebagian besar sekolah AS sudah memiliki kebijakan penggunaan ponsel, gelombang aturan baru ini bertujuan membatasi penggunaan perangkat digital lebih jauh. 

Para guru melaporkan perubahan signifikan dalam cara anak-anak bersosialisasi, di mana mereka cenderung menggunakan ponsel saat merasa tidak nyaman.

Upaya pelarangan ponsel di sekolah ini mendapat dukungan lintas partai politik. 

Namun, para ahli mengingatkan bahwa implementasinya tidak mudah dan membutuhkan konsensus komunitas serta penegakan yang konsisten.

Implikasinya di Indonesia?

1. Isu ketergantungan anak-anak terhadap perangkat digital juga merupakan tantangan global yang dihadapi Indonesia. Inisiatif mengelola penggunaan ponsel di sekolah dapat menjadi upaya menyikapi dampak negatifnya.

2. Di Indonesia, beberapa sekolah telah menerapkan aturan pembatasan penggunaan ponsel, namun implementasinya masih beragam. Diperlukan sinergi yang lebih kuat antara sekolah, orang tua, dan pemerintah.

3. Selain aspek pembelajaran, isu keamanan dan kesehatan mental anak juga perlu dipertimbangkan. Pengawasan penggunaan media sosial dan dampaknya terhadap perkembangan anak-anak di Indonesia perlu mendapat perhatian serius.

4. Tantangan terbesar mungkin terletak pada penegakan aturan yang konsisten dan upaya membangun kesadaran komunitas akan pentingnya penggunaan teknologi digital yang sehat dan terkontrol.

5. Pembelajaran dari pengalaman negara lain dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah dan pemangku kepentingan di Indonesia untuk merumuskan kebijakan sesuai konteks dan kebutuhan.

Secara keseluruhan, isu pelarangan penggunaan ponsel di sekolah merupakan satu langkah yang dapat dipertimbangkan. 

Namun, implementasinya membutuhkan pendekatan komprehensif dan kolaboratif antara berbagai pihak terkait.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun