Namun, dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu memiliki kemampuan yang baik dalam menyelenggarakan dan mengelola angkutan Lebaran.
Koordinasi yang solid dan terstruktur sangat diperlukan untuk menghadapi pergerakan massal ratusan juta individu dalam waktu singkat.
Pemerintah juga perlu memastikan bahwa layanan transportasi tidak hanya terselenggara dengan baik, tetapi juga tidak ada pemudik yang terlantar karena kurangnya sarana transportasi yang memadai.
Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pergerakan arus mudik Lebaran tahun 2024 diperkirakan melibatkan 193 juta orang, merupakan kenaikan sebesar 56% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan diri masyarakat dalam melakukan perjalanan atau berlibur, yang berdampak pada kenaikan daya beli.
Pentingnya pengelolaan yang baik dalam menghadapi dinamika perekonomian terkait mudik dan Lebaran tidak dapat diabaikan.
Program mudik gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah dan sektor swasta merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan dan  memastikan kelancaran lalu lintas selama musim mudik lebaran.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan semua pihak terkait juga penting dalam menyediakan sarana transportasi yang memadai, infrastruktur yang baik, serta mengoptimalkan potensi ekonomi yang muncul selama periode ini.
Kesimpulan
Mudik Lebaran bukan hanya merupakan peristiwa kebudayaan, tetapi juga telah berkembang menjadi ruang ekonomi yang penting.
Pergerakan massal masyarakat pada saat Lebaran menciptakan peluang dan manfaat ekonomi yang signifikan.