Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

HybridWork, Karyawan yang Sering Sakit

2 Juni 2021   08:21 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum pandemi, dimana kita sebagian besar datang ke kantor, salah satu yang sering memusingkan kita sebagai manager, supervisor, direktur bahkan business owner sekalipun adalah karyawan yang sakit. 

Dilihat dari jenisnya, ada 3 jenis karyawan yang sakit :

1. Karyawan tidak sakit, tapi pura-pura sakit. 

Seringkan ketemu yang seperti ini. Mendadak bilang ke kantor bahwa dia sakit. Dan sebenarnya tidak. Ada yang malas ke kantor, terutama bila sedang ada masalah. Ada yang ada urusan mendadak tapi tidak mau jujur bilang ke kantor. Beragam alasannya. Intinya tidak mau bekerja hari itu, dan memilih alasan sakit paling mudah.

2. Karyawan sakit tapi tetap mau masuk.

Karyawan sakit, tapi karena ada tugas, karena tidak mau dipotong, dia tetap masuk. Ini yang tidak mudah saat ini. Karena kalau masuk, dan sakit batuk pilek, atau demam saja, bisa membuat yang lain juga kena sakit. Terutama dalam masa pandemi ini. 

3. Karyawan sakit dan tidak masuk.

Ini artinya benar-benar sakit. Dan tidak bisa ke kantor, tidak bisa bekerja sama sekali. Karyawan harus istirahat. 

Ruginya karyawan sakit bagi perusahaan adalah sangat jelas. Produktifitas akan menurun. Dan yang paling sulit di masa pandemi dimana kita bekerja dengan pola hybrid work. Ada yang kerja di kantor, ada yang kerja di rumah bergantian. Dan repotnya, yang seharusnya masuk mendadak sakit oleh karena tiga alasan diatas. Tentu target yang ditentukan perusahaan bisa mundur, pekerjaan bisa terbengkalai. Perusahaan rugi, dan ujungnya karyawan pun akan rugi. 

Edukasi untuk kesehatan karyawan adalah sangat penting. Maka pastikan terus komunikasi berjalan antar karyawan. Sehingga bisa saling mengetahui kondisi mereka satu dengan yang lain. Mungkin ada yang tidak bisa cerita ke manajemen nya, tapi bisa cerita ke kawannya. Berikutnya, informasikan yang sedang batuk, pilek dan apalagi demam tidak boleh ke kantor, harus WFH saja. Ini penting. Karena ini adalah gejala awal menurunnya daya tahan tubuh. 

Pastikan juga karyawan mendapatkan asupan vitamin yang baik. Mau tidak mau ini harus dilakukan. Daripada menanggung mereka sakit, lebih baik perusahaan mengeluarkan dana untuk menanggung vitamin mereka. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?

Dan terakhir, pengaturan peralihan tugas. Dengan metode hybrid work, sebenarnya satu orang diharapkan bisa menggantikan fungsi orang lain. Maka bila ada yang sakit, tetap kita bisa pastikan mereka digantikan sementara tugas dan pekerjaannya oleh orang lain.  

Tinggal cek di tim anda, karyawan yang sering sakit, apa alasannya. Kalau sering berbohong sakit, sudah saatnya berikan peringatan untuk perbaiki dirinya.

Tetap sehat dan semangat. Kesehatan bersama adalah penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun