Mohon tunggu...
Pendidikan

Pemanfaatan Sifat Totipotensi dalam Kultur Jaringan

29 Agustus 2018   19:49 Diperbarui: 29 Agustus 2018   19:51 3753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6.Aklimatisasi

Aklimatisasi yaitu kegiatan atau aktivitas meletakkan eksplan untuk keluar dari ruangan aseptik dan dipindahkan ke kultur pot atau bilik. Pemindahan harus dilaksanakan secara hati - hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan atau menambahkan sungkup. Sungkup adalah benda yang digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan dari serangan hama penyakit karena bibit hasil dari kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Kemudian setelah bibit bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka secara bertahap sungkup akan dilepaskan dan pelestarian bibit akan dilaksanakan dengan cara yang sama dengan konservasi bibit generatif.

Tumbuhan -- tumbuhan atau tananan - tanaman yang sudah sukses digandakan dengan menggunakan cara kultur jaringan yaitu tanaman hias. Tanaman hias contohnya adalah bunga anggrek dan bunga mawar, tanaman obat contohnya adalah purwoceng dan bidaraupas, tanaman berkayu contohnya adalah pohon jati dan pohon cendana, serta tanaman buah - buahan misalnya adalah buah pisang dan buah manggis. Sedangkan perombakan tanaman melalui variasi somaklonal sudah menciptakan beberapa nomor tanaman potensial, contohnya seperti nilam dengan kadar minyak yang lebih tinggi, padi dan kedelai yang tahan alumunium, padi yang tahan kekeringan, dan pisang yang tahan layu.

Menurut saya sendiri, sebenarnya kultur jaringan dengan memanfaatkan sifat totipotensi atau yang Bahasa Inggris nya disebut Total Genetic Potential memiliki tujuan yang baik. Yaitu bisa untuk melestarikan tanaman atau tumbuhan apapun karena jika ada tumbuhan ataupun tanaman yang terancam atau hampir punah, kita bisa menciptakan keturunannya dengan sifat yang sama persis seperti induknya dengan cepat dan dengan jumlah yang banyak atau masif. Sama halnya jika kita ingin menggandakan tanaman yang langka atau memang jarang ditemukan, apalagi jika tanaman tersebut memiliki nilai guna yang tinggi maka tentu akan sangat menguntungkan bagi kita. Selain itu bermanfaat di bidang pertanian yaitu hemat biaya dan hemat waktu karena kita bisa menggandakan tanaman yang kita kehendaki, bisa untuk menciptakan atau menghasilkan varietas unggulan yaitu jenis tanaman yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan memiliki kekebalan yang lebih tinggi pula terhadap serangan -- serangan dari hama, virus, jamur, dan juga bakteri. Kultur jaringan juga tidak bergantung pada musim, tidak seperti metode -- metode lainnya yang bergantung pada musim saat ingin menghasilkan tanaman tertentu. Kultur jaringan bisa digunakan kapan saja tanpa perlu khawatir dengan perubahan cuaca. Kultur jaringan juga cocok untuk lahan pantai karena bisa menghasilkan tanaman baru yang bisa tahan terhadap konsentrasi garam tinggi.

Namun tentu saja kultur jaringan sendiri memiliki dampak negatif. Dibawah ini adalah beberapa contoh dampak negatif dari kultur jaringan:

-Tanaman baru yang dihasilkan memiliki akar yang kurang kuat

-Jika ada cara modern, maka cara tradisional yaitu dengan cara konvensional akan semakin sedikit sehingga lapangan kerjanya juga akan semakin sempit

-Dapat menyebabkan hilangnya plasma nutfah

Tumbuhan dengan kualitas unggul akan bertambah banyak, sedangkan tanaman dengan kualitas yang kurang unggul akan semakin sedikit jumlahnya. Memungkinkan suatu saat, tumbuhan yang memiliki sifat tidak unggul ini akan punah dan kita tidak bisa lagi mendapatkan sifat asli dari tanaman tersebut. Untuk menanggulangi masalah ini, para penggiat konservasi masih berusaha untuk mempertahankan plasma nutfah dari tanaman tertentu untuk berjaga -- jaga karena mungkin saja sifat -- sifat tertentu yang dianggap kurang unggul sekarang, bisa saja sangat berguna di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun