Jangan lengah! Bakteri pembusuk siap menyantap gizi yang terkandung dalam makanan siap saji. Suka-sukanya bakteri, ketika suhu ruang menyentuh, saatnya proses pembusukan berlangsung.
Bakteri, cikal bakalnya keracunan makanan. Indikasinya terletak pada perubahan fisik, mungkin lebih kental, atau berlendir, berjamur. Selain itu  baunya seringkali ada perubahan, busuk atau basi.
Proses pembusukan merupakan hasil kerja bakteri, dan itu terjadi karena cemaran bakteri sedang bereaksi dengan unsur-unsur gizi yang terkandung dalam makanan, pada keadaan suhu ruang atau suhu normal.
Makanan siap saji yang kita konsumsi, merupakan hasil proses pemasakan, dengan temperatur di atas 60 derajat Celsius. Dalam keseharian, biasanya suhu hingga tampak mendidih, contohnya sayur berkuah dan lain-lain.
Kebiasaan masyarakat Indonesia menyimpan makanan di suhu ruang dan tidak tersedianya sarana pendingin, akan menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen penghasil racun.
Bakteri-bakteri tersebut berkembang biak dengan sangat cepat pada makanan yang mengandung banyak protein atau karbohidrat saat makanan berada pada suhu antara 5 -- 60 derajat Celsius, yang seringkali disebut sebagai "zona bahaya makanan".
Makanan, usai dimasak harus sesegera mungkin didinginkan ke suhu kurang dari 5 derajat Celsius, jika tidak langsung dikonsumsi. Jangan biarkan makanan matang pada suhu ruang atau normal lebih dari 2 jam.
Bila makanan siap santap akan dikonsumsi, diperlukan pemanasan kembali hingga suhu lebih dari 60 derajat Celsius, karena suhu yang tidak cukup, dapat merangsang tumbuhnya bakteri patogen.
1.Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup agar tidak terjadi cemaran/kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2.Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan berkuah) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak dan basi.