Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Senyap dan Kejamnya Reaksi Polusi di Ruang Kantor

25 September 2018   00:34 Diperbarui: 25 September 2018   10:30 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto : www.phys.org

Dampak SBS seperti dijelaskan dr Hendrawati Utomo, MS, SpOk, ahli masalah polusi udara dalam ruang, bahwa dalam jangka pendek memang hanya menimbulkan keluhan-keluhan ringan. Namun, dalam jangka panjang diyakini menjadi penyebab berbagai penyakit yang lebih serius termasuk kanker, yang umumnya dapat muncul 15 - 20 tahun sejak terpapar penyebabnya.

Minimalisasi dampak Sick Building Syndrome (SBS) dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. Pertama, sediakan waktu istirahat untuk keluar ruangan/gedung untuk mendapatkan udara segar. 

Kedua, tempatkan peralatan kerja, seperti mesin fotokopi dan printer, agak jauh dari meja kerja, bila mungkin tempatkan dalam satu ruang terpisah karena alat-alat tersebut berpeluang sebagai penghasil polusi partikel dan senyawa gas beracun.

Ketiga, sediakan area merokok dan pisahkan jalur ventilasi antara buangan asap rokok dan sirkulasi udara segar. Keempat, sirkulasi udara harus dipastikan baik. Jika ruang tidak ber-AC, maka jendela atau ventilasi harus dibuka supaya ada pertukaran udara. Kontrol kelayakan AC, harus terkendali dan terawat agar udara yang dihasilkan terjamin kebersihannya.

 Kelima, suhu dan kelembaban harus dipertahankan pada kondisi nyaman dan terhindar dari peluang kontaminasi mikroba (23-26 derajat Celcius, 40-60 %).

Ilustrasi Foto : www.phys.org
Ilustrasi Foto : www.phys.org
Keenam, secara berkala lakukan sortir dan pisahkan atau buang alat-alat kerja yang sudah tidak terpakai. Rapikan, bersihkan dan atur peletakan alat-alat kerja yang masih dipakai agar tidak berdebu. Selain polusi, debu banyak mengandung partikel beracun dan mikroba.

Ketujuh, tempatkan tanaman hias dalam ruangan kerja sebagai pengurai polusi udara dan penghasil oksigen. Beberapa tanaman yang bisa dipilih antara lain lidah mertua (sanseviera), lidah buaya, palem bambu, sirih belanda, karet hias, bonsai beringin (ficus menyamina), palem-paleman (rhapis), jenis-jenis kaktus kecil (cactus) dan lain-lain.

Dalam keseharian, SBS sering diasumsikan sebagai gejala penyakit ringan yang bukan lagi dikategorikan sebagai penyakit. Bila kita terlambat mengambil sikap, akumulasi partikel polusi di ruang kerja atau kantor, bertahap dan pasti, lambat laun akan menjelma jadi polusi senyap yang mematikan!

**

Bandung, 25 Sept 2018

Penulis : Johanes Krisnomo, Alumnus Kimia ITB, Pemerhati Lingkungan Hidup dan Kesehatan, dan Praktisi di Industri Pangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun