Jerih payah tak ada yang percuma. Beberapa buku motivasi dan bisnis hasil karyanya, terbit dengan sukses : “Move On And Move Up”, (2013); “10 Kiat Sukses Pemimpin Tangguh”, (2014); “50 Peluang Bisnis Modal 5 Juta (untuk SMA/SMK)”, Puri Pustaka (2013).
Menurut penuturannya, Mbak Vy sudah mulai menulis sejak kelas 2 SD. Berawal dari menulis puisi, walaupun mulai mengirimkan pada media, baru kelas 6 SD (1985-1986). Aktifitas menulis puisi dan pengiriman ke media terhenti pada 1992, ketika lulus SMA. Namun menulis untuk diri sendiri tetap dilakukannya, meski tak terdokumentasikan.
Banyak baca hasilnya mahir menulis, seperti yang dikilasbalikkan Mbak Devy tentang peran serta Sang Mama.
“Mama suka mencatat detail aktifitasnya dan membelikan saya majalah dan buku-buku. Sejak SD, saya sudah baca majalah anak-anak Bobo, Kuncung, Bimba, Donal Bebek. Saat SMP saya membaca dan langganan majalah Gadis, Mode dan Hai. Saya pun suka membaca majalah punya Mama: Femina, Kartini, dan majalah Dewi,” papar Mbak Vy.
Lanjutnya, “Mama pensiunan PNS dari Dinas Pertanian Prov. Jawa Barat. Mama menulis keuangan sangat detail, dan ini menjadi contoh. Sejak SD, saya dipercaya jadi bendahara. Di organisasi kemasyarakatan (Karang Taruna), kuliah, hingga sekarang aktif di organisasi isteri pegawai, saya pun dipercaya jadi bendahara.”
Bakat bisnis Mbak Vy, sudah nampak sejak SD, kemahirannya dalam mengelola uang dipicu oleh sikap detail Sang Mama mencatat transaksi keuangan keluarganya.
“Saya berbisnis atau suka jualan sejak kelas 4 SD. Jualan sticker (gambar tempel) dan kertas surat, yang saat itu sedang musim. Kemudian SMP kelas satu, saya menjual puding buatan sendiri. Saat kuliah, saya pun menerima pesanan tas rajut dan tart (black forest dan cheese cake). Saya owner Devita Collections, sejak tahun 2013, sebelumnya Devy Collections, di tahun 2000. Awalnya hanya bergerak di dunia fashion, yang saya datangkan dari Bandung. Saat ini sudah beraneka ragam koleksinya, dan telah online sejak tahun 2014,” tutur Devy.
Merambah ke bisnis lainnya, sejak 2013, memulai bisnis online Sambal Pecel ‘Mbak Vy’. “Saya melihat potensi lokal yang justru bisa dipromosikan ke luar Nganjuk. Alhamdulillah, Sambal Pecel ‘Mbak Vy’ sudah terbang ke Malaysia dan beberapa negara lain,” tegasnya antusias.
Sukses Mbak Vy, tak lepas dari keberhasilannya membina hidup berkeluarga. Dikisahkannya, “Bertemu seseorang yang sekarang jadi suami. Kami bertemu di Bandung. Walaupun satu kampus, kami tidak saling kenal. Dikenalkan sahabat, yang juga sahabatnya. Saya bersyukur dipertemukan dan berjodoh. Hari pernikahan kami, merupakan hadiah terindah ulang tahun waktu itu.
Kami menikah di Bandung, 6 Agutus 2000, dua hari setelah saya berulang tahun ke 27. Saya dan suami selisih enam tahun, suami kelahiran 1967. Putra asli Nganjuk. Saya belajar sabar, ikhlas, pasrah, sederhana dan harus pandai bersyukur dengan apa yang ada, dari suami. Alhamdulillah, di lingkungan kantor, teman-temannya maupun tempat kami tinggal, suami dikenal sebagai orang baik dan cerdas.
Anak-anak kami (Intan dan Reza) tidak suka menulis. Tapi, kami sebagai orang tua mencoba memfasilitasi hobi mereka. Intan senang belajar. Dia pintar seperti ayahnya. Keduanya punya bakat musik yang bagus seperti ayahnya. Mereka belajar otodidak. Anak-anak kami sangat kritis terutama Reza, Si Bungsu. Reza suka utak-atik barang elektronika dan bisa membuat robot sejak usia 4 tahun.”