Dalam defenisi yang saya tuliskan inj pun tak perlu dibesar-besarkan, atau didramatisir dalam bayang yang begitu epuort. Cukup kita sadari sudah sejauhmana kita menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri?.
Melawan kemalasan, kesombongan, sampah yang kita buang sembarangan, sok menang, sok punya kehebatan, tidak membersihkan toilet. Atau apapun yang hendaknya sederhana untuk "melawannya" namun kita "kalah" oleh diri kita sendiri.
Cukup itu saja, hakikatnya telah menjadi pahlawan bagi kemunafikan kemanusiaan diri kita sendiri. Â Jika tidak, kita kembali menjadi budak.
Sebab hal tersebut lebih bisa menjadi indikator yang sah, sebagai anak bangsa yang mengeja kata Bung Karno, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya".
~Tabik, lagi. tak perlu muluk-muluklah. Pahlawan adalah yang terus berbuat kebaikan melawan ke-tidak baikan, dan musuh yang paling sering melawan adalah diri kita, termasuk diri yang menulis ini. Salam.
~~~
Penyunting: Tim Al-Furqan Media
STAI AL-FURQAN INFO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H