Bende Nusantara
Bapak Camat Jambu ingin menjadikan gerakan cinta produk setempat sebagai 'Bende Nusantara'. Bende tidak sama dengan gong. Gong itu besar menggelegar, sedangkan bende meskipun kecil tetapi kalau ditabuh oleh banyak orang suaranya akan terdengar di mana-mana.Â
Kesadaran hendaknya dimulai dengan sesuatu yang baik, kecil sederhana tetapi nyata dan diulang-ulang secara konsisten, maka akan menjadi gerakan besar yang dapat menggelorakan banyak orang.Â
Dimulai dengan gerakan cinta dan minum kopi asli produk tanah sendiri, diharapkan menjadi gerakan cinta aneka produk rakyat setempat. Hal ini diharapkan bergulir terus menjadi gerakan besar, yaitu gerakan ekonomi kerakyatan menuju desa mandiri dan berdauat.Â
Pemimpin yang tampil kekinian dan dekat dengan anak muda ini kembali menekankan, "Kalau kita bilang Aku Indonesia, Aku Pancasila, maka kita harus bangga mengkonsumsi dan memakai produk dalam negri! Mulai detik ini Ayo ngopi kopi kita sendiri! Ibaratnya, jangan biarkan ayam mati di lumbung padi!"
Beberapa pengalaman dan referensi menunjukkan bahwa kemandirian dan kedaulatan sebuah wilayah sangat ditentukan oleh bagaimana proses pengembangan tersebut dilakukan, yaitu dimulai dari gerakan masyarakat, mengembangkan apa yang ada (tidak menunggu semua ada atau mengada-ada), dimulai dari gerakan kecil-kecil sederhana tetapi kongkrit dan terus menerus, serta hasilnya membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.Â
Bravo Pak Camat dan jajarannya, tokoh masyarakat dan tokoh agama, relawan muda dan rakyat Jambu! Semoga Bende Nusantara makin bergema, memancar ke segala penjuru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H