Deklarasi tersebut memuat beberapa pernyataan: (1). Petani adalah mitra dan sahabatku, (2). Durian lokal dan alpukat kalung adalah buahku, (3). Kopi Gunung Kelir ikonku, (4). Kopi Kecamatan Jambu minumanku, (5). Aku bangga dengan petaniku, aku cinta produk bangsaku, (6). Aku Indonesia, aku Pancasila, aku cinta produk dalam negri.Â
Pernyataan tekad penuh semangat ini dipersatukan dengan rangkaian doa indah yang dibawakan oleh bapak Kiai dan Pastor secara bergantian. Suasana terasa begitu khusuk dan meluap-luap oleh rasa kebersamaan untuk segera mewujudkan mimpi bersama tersebut.Â
Setelah itu, bapak camat dan para tokoh mengajak warga untuk membubuhkan tanda tangan pada selembar kain putih yang membentang, sebagai simbol keterlibatan pada perjuangan bersama.
Secara jangka panjang, kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan promosi dan pemasaran produk setempat sebagai gerakan ekonomi kerakyatan.
Camat yang memulai karyanya di wilayah Jambu pada Juli 2017 tersebut memiliki visi misi pembangunan yang sangat membumi, yaitu mendorong pemberdayaan masyarakat desa berbasis pertanian. Ia mengatakan bahwa wilayah ini memiliki potensi yang luar biasa.Â
Di samping komoditas pertanian seperti kopi dan buah-buahan yang sangat menonjol, juga memiliki topografi yang indah, nilai-nilai budaya khas dan akses jalur transportasi nasional. Posisi ini sangat menguntungkan.Â
Bila seluruh potensi - baik komodiatas pertanian, bentang alam dan budaya dirangkai menjadi satu, maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa. Dari sini dapat dikemas wisata edukasi, dikembangkan jalur distribusi pemasaran produk pertanian dan aneka olahannya guna memenuhi kebutuhan sekitar maupun wilayah-wilayah lain.
Sebagai gambaran, dari hasil survey yang ia lakukan di lingkungan wilayah Kecamatan Jambu baru terdapat 30% masyarakat yang mengkonsumsi kopi hasil olahan setempat.Â