Mohon tunggu...
Susana Srini
Susana Srini Mohon Tunggu... -

Wong ndeso, tertarik ikutan memperhatikan masalah pendidikan, selalu rindu untuk dapat memberikan sumbangsih bagi upaya-upaya merawat bumi, anggota komunitas Sekolah Komunitas - Sodong Lestari (SoLes), anggota Galeri Guru/TRUE CREATIVE AID dan terlibat dalam Laskar Pena Hijau YBS Cikeas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Pancasila, Ayo Ngopi Kopinya Rakyat!

2 Januari 2018   12:40 Diperbarui: 3 Januari 2018   07:08 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani dan Pengrajin Kopi Gunung Kelir Kecamatan Jambu (dok.pribadi)

"Coba kita pikir...Berapa rupiah kau habiskan uangmu di pusat-pusat belanja jaman now, sedang Mbok Robyong, Mbok Rebi, warung sebelah rumahmu tak pernah kau larisi.

Pun sama... bergelas-gelas seruputan kopi menemanimu sepanjang hari. Membuatmu kemepyar laksana pagi, tetapi sayang, kau lebih memilih kopi bukan kopimu sendiri.

Sedang di tanahmu, tempatmu makan minum, lahir dan tumbuh berkembang. Berton-ton mutiara hitam siap menemanimu, mengindahkan harimu, melegakan tenggorokanmu sampai ke jiwamu.

Akankah terus kita biarkan... kopimu Kopi Jambu: Kopi Gembong, Kopi Lanang, Kopi Kelir, Kopi Monggo, kopi-kopi lainnya hasil bumimu sendiri bagai ayam mati di lumbung padi?"

Rangakain kata di atas adalah penggalan puisi gubahan Muhammad Edy Sukarno, SSTP., MM., camat Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, yang dibacakan mengawali pekik deklarasi Cinta Produk Kopi Lokal pada acara Menyambut Tahun Baru 2018. 

Tak sekedar gebyar kembang api, joget dan pesta, Muspika Kecamatan Jambu yang didukung para relawan muda Banser NU serta tokoh masyarakat dan agama merayakan pergantian tahun dengan cara berbeda. 

Acara diisi dengan rangkaian pertunjukan budaya - kuda lumping, solo organ dan teatrikal  puisi untuk menyuarakan Cinta Produk Kopi Lokal dan hasil bumi lain yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Jambu.  

Rasa cinta lokalitas terasa begitu nyata dan membumi karena kepada para hadirin disuguhkan kopi asli karya para petani kopi Gunung Kelir dan wilayah lain di kecamatan tersebut.

Dari kiri ke kanan: Agus Ardianto Ketua GP Ansor Wilayah Jambu, Romo Patricius Hartono, Pr., Renggo Tokoh Budaya, Muhamad Edy Sukarno, SSTP., MM. Camat Jambu, Aiptu Joko Supriyanto (dok. pribadi)
Dari kiri ke kanan: Agus Ardianto Ketua GP Ansor Wilayah Jambu, Romo Patricius Hartono, Pr., Renggo Tokoh Budaya, Muhamad Edy Sukarno, SSTP., MM. Camat Jambu, Aiptu Joko Supriyanto (dok. pribadi)
Dalam remang cahaya lampu dan hening denting suara wilahan saron, rakyat diajak  memasuki detik-detik pergantian waktu dengan melakukan refleksi, bertanya pada diri sendiri. 

Dengan gaya teatrikal, tiga pemuda dan Pak Camat memandu dialog batin tentang cinta Pancasila dan kebanggaan pada karya bangsa sendiri, tentang memuliakan dan memanfaatkan hasil tanah tempat kita berpijak dan ajakan bergandeng tangan agar para petani di negri agraris ini bisa hidup sejahtera.

Ketika waktu menunjukkan pukul 00 WIB, Jumariyadi, STP., sang Penyuluh Pertanian memimpin pernyataan tekad bersama - sebuah deklarasi yang menggelegarkan hati nurani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun