Bagi orang-orang muda katolik, berusaha terus bersama dalam ikatan perahu OMK dapat menjadi  jalan untuk memperkuat diri dan mengembangkan kepekaan sosialnya. Bagaimana dengan gereja, apakah juga dapat menjadi bahtera besar Nuh yang pintunya selalu terbuka bagi anak muda untuk belajar mengasihi dan menghargai diri sendiri, sesama dan alam sekitarnya dengan cara yang konkrit dan khas anak muda?
![Sutradara Rm. Patricius Hartono, Pr. memberi pengarahan/dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/08/sutradara-5989132c1772b021014785f2.jpg?t=o&v=555)
Kepercayaan yang diperoleh OMK Bedono untuk mewakili delegasi Indonesia menampilkan pertunjukan seni budaya dalam festival penutupan AYD ke 7 ini tidak datang begitu saja. Gereja St. Thomas Rasul Bedono, sebuah paroki kecil di pinggiran ini sudah berdinamika setidaknya sejak 5 tahun lalu untuk menjadi gereja yang berdialog dengan keseharian umat, kebudayaan dan lingkungan sekitar, yang memungkinkan anak-anak muda belajar mengasihi dan menyelamatkan seluruh ciptaan.
![Sebagian pemeran batu, tanah/dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/08/batukompres-59891390e60333059e3a5743.jpg?t=o&v=555)
Mengasihi seluruh ciptaan dan menghargai kebudayaan dipraktekkan dalam berbagai kegiatan konkrit seperti kreasi tata altar hijau, misa alam, adorasi alam, festival pangan lokal dan pakaian adat, kesenian rakyat diberi ruang dalam kekhusukan liturgi, pendalaman alkitab melalui berbagai cara kreatif, edukasi hijau di lahan pertanian, gerakanan ketahanan pangan lokal dan lain-lain.
Ensiklik Laudato Si diterjemahkan dalam kegiatan nyata dan dipraktekkan oleh anak-anak muda dalam kehidupan menggereja yang dinamis dan terhubung dengan keseharian. Dinamika dengan alam dan budaya sekitar menjadi media konkrit olah diri dalam menghidupi Sabda Tuhan.
![sebagian pemeran tumbuhan dan hewan/dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/08/duyungkompres-598913f663a8e640fe030c02.jpg?t=o&v=555)
Kru pendukung dan para pendamping juga mendapatkan pengalaman luar biasa, di antaranya merasa sangat bersyukur karena dapat mendampingi anak-anak yang tadinya awan terhadap kesenian hingga dapat menampilkan pementasan besar; dapat menemukan anak-anak dengan bakat-bakat yang tak terlihat sebelumnya baik dalam berkesenian maupun dalam kepemimpinan; juga tumbuhnya kreativitas dalam pembuatan kostum, tata rias, properti dan pengelolaan pertunjukan.
![sebagian pemeran hewan/dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/08/08/hewankompres-598915f0953d8f2a593f3ec2.jpg?t=o&v=555)
(sumber: diolah dari hasil wawancara dengan Tr. Wahyu Hendratno-manajer pertunjukan, Albertus Dwiono -- penata musik, Andi-asisten musik, Ando-ketua DID AYD Bedono, Marcellina-Asisten Koreografer dan Tere-pemain)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI