Mohon tunggu...
Humaniora Artikel Utama

Gagalnya Komponen Sekolah, Sebab Utama Penganiayaan di Sekolah

15 Januari 2017   19:04 Diperbarui: 16 Januari 2017   07:32 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, dari pihak sekolah perlu menanamkan dan meningkatkan kesadaran kepada para pendidik tentang arti sesungguhnya pendidikan. Mengapa ini penting? Karena banyak pendidik yang menganggap apa yang mereka lakukan hanya sebagai profesi saja. Sedangkan mereka lupa bahwa yang sedang mereka kerjakan adalah membentuk karakter seseorang. Seperti kata pribahasa, apa yang kita tanam itulah yang kita akan tuai. Karena itu para pendidik tidak bisa sembarangan mendidik siswa. Para pendidik bukan hanya perlu berwawasan luas, terlebih lagi perlu memahami apa itu pendidikan yang sesungguhnya. Setelah itu baru bisa membina dan menjadikan generasi bangsa yang sesuai dengan tujuan awal pendidikan itu sendiri.

Kedua, menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Seperti kita tahu bahwa salah satu penyebab kekerasan terjadi karena kurangnya pembinaan karakter. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu ditingkatkan lagi di setiap sekolah di tiap daerah. Pendidikan karakter disini bukan hanya berupa pemberian materi tetapi alangkah lebih baik jika bisa dipraktekkan di kehidupan sehari-hari.

Ketiga, orangtua juga merupakan aktor yang penting dalam membina seorang anak. Seperti kita tahu bahwa keluarga adalah unit yang terkecil di masyarakat, walaupun paling kecil tetapi keluarga memiliki peran yang besar dalam membina karakter anak. Oleh karena itu, kerjasama pihak sekolah dan keluarga perlu ditingkatkan sehingga apa yang diajarkan di lingkungan sekolah bisa selaras dengan apa yang diajarkan di keluarga. Orangtua juga diharapkan aktif untuk membina dan membentuk karakter anak, sehingga pembentukkan karakter tidak melulu dibebankan kepada pihak sekolah.

Keempat, perlu ada aturan yang tegas. Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah belakangan ini karena masih belum ada sanksi yang tegas. Misalnya saja, siswa yang melakukan kekerasan kepada siswa yang lainnya hanya dianggap lalu saja, sehingga kekerasan akan terus merambat. Andaikan saja seorang siswa melakukan kekerasan kemudian diberikan sanksi yang tegas, misalnya diskors atau dikeluarkan (drop out) dari sekolah, maka tindak kekerasan tidak akan bertumpuk. Karena itu perlu disini peran pemerintah untuk membentuk aturan yang tegas dan tepat sasaran sehingga kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah bisa diredam.

Intinya, untuk menganggulangi kekerasan di lingkungan sekolah tidak bisa dilakukan oleh salah satu pihak saja. Perlu kontribusi dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal untuk melakukan pembinaan kepada anak guna mengurangi angka kekerasan yang ada. Jika demikian proses belajar-mengajar akan menjadi kondusif dan karakter generasi bangsapun akan sedikit demi sedikit kembali dipulihkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun