Oleh: Hazmi Srondol
Akhir September 2024 ini, satu bulan jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indoneisa ke delapan yang direncanakan akan dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2024--- salah satu hal yang ditunggu-tunggu masyarakat adalah formasi dan struktur kabinet menteri yang akan membantunya dalam menjalankan tugasnya.
Dari kisi-kisi yang disampaikan oleh punggawa dan pimpinan Partai Gerindra, konsep kabinet Prabowo kedepan merujuk konsep kabinet karya yang lazim disebut kabinet ZAKEN. Format kabinet ini pernah dibentuk oleh Perdana Menteri Ir. Djuanda Kartawidjaja sejak 9 April 1957 hingga 10 Juli 1959.
Hal ini tentu menarik untuk dikaji serta dibandingkan. Khususnya jika dibandingan dengan formatur kabinet yang pernah dibentuk oleh tujuh presiden RI sebelumnya dengan kaidah 5M gaya kemimpinan Jawa.
Dalam kaidah tersebut terdapat 5 hal besar yang menjadi pokok fungsi dari sebuah konsep pemilihan tim atau pasukan yang akan mendampingi seorang pemimpin, yaitu:
1) Melek (awas/controlling),
2) Milik (merasa memiliki/handarbeni),
3) Muluk (mengentaskan kemiskinan),
4) Melok (mampu merealisasikan aspirasi rakyat),
5) Meluk (merangkul semua rakyat)
Ketepatan dan kebijaksanaa seorang pemimpin dalam mengolah lima hal ini, dalam pandangan masyarakat Jawa akan menghasilkan beberapa tingkatan kualitas pemimpin.
1. Terendah adalah: nistha (hina)
2. Sedang-sedang atau biasa-biasa saja adalah madya (tengah-tengah)
3. Sedangkan tingkatan paling tinggi kualitasnya adanya utama. Â pemimpin dengan tingkatan utama akan menjadi legenda dan banyak disukai oleh rakyat.
Setiap pemimpin yang baik--- tentu dalam masa kepemimpinannya akan berjuang agar menjadi seorang pemimpin utama. Bukan hanya akan menjadi pemimpin yang sangat dicintai rakyat, namun juga akan menjadi legenda baik ketika masih hidup atau kelak sudah tiada.
Kemudian, sejenak kita kembali mengulas formasi kabinet tujuh presiden sebelumnya dengan kidah gaya kepemimpinan Jawa ini.
A. KABINET SOEKARNO.