Megawati Soekarnoputri--- mentorehkan sejarah besar dalam Republik Indonesia ini. Bukan Hanya sebagai presiden pertama perempuan di Indonesia namun juga dikenang sebagai penyelenggara pemilihan umum dan pemilihan presiden secara langsung pertama kalinya dan berjalan secara demokratis dan damai.
Masa pemerintahan Megawati dengan Kabinet GOTONG ROYONG yang berlangsung tahun 2001 hingga 2004 mencatat beberapa hal besar seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial terbentuk.
Megawati adalah seorang presiden yang sangat percaya pada menterinya. Nama-nama menterinya yang kelak menjadi tokoh dan berpengaruh terhadap perjalanan bangsa kita antara lain: Menko Polhukam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Menko Kesra Jusuf Kalla serta Mensesneg Bambang Kesowo.
Hal besar lainnya yang paling melegenda adalah dukungan presiden Megawati saat itu terhadap hukuman mati bagi gembong dan pengedar narkoba. Dimana saat itu--- Narkoba sedang pada puncak penyebarannya di Indonesia.
Dari format gaya kepemimpinannya--- kita bisa melihat bahwa konsep Melok, Melek dan Meluk sangat dominan . sedangkan Milik dan Muluk sedang dalam proses. Sayangmya, waktu kepemimpinannya sangat singkat sehingga tidak paripurna dalam menuntaskan visi misinya.
F. KABINET SBY (SUSILO BAMBANG YUDOYONO)
SBY saat mendapat mandat presiden ke 6, membentuk kabinet yang bernama kabinet INDONESIA BERSATU. Kabinet yang dalam pertama kalinya dalam sejarah bangsa kita--- pemilihannya dilakukan 'fit and proper test' atau uji kepatutan dan kelayakan. Hal yang akhirnya menjadi wajar ketika di era beliau, resuffle kabinet terhitung sering dilakukan.
Terhitung sekitar lima kali resuffle dalam kurun waktu 2004 hingga 2014.
Terdapat dua poin besar era kabinet SBY ini, yaitu pemerintahan dan kabinetnya mampu menangani tanggap bencana tsunami di Aceh beserta rekonstruksinya. serta mau tidak mau, kita harus mengakui transisi kepemimpinan nasional yang halus dan baik di tahun 2014.
Secara ekonomi, kabinet SBY pernah diterpa krisis moneter ditahun 2008 dan mampu menghadapinya dengan baik sehingga sendi-sendir ekonomi tidak hancur lebur.
Dalam kaidah kepemimpinan Jawa ini, terlihat nilai melek, muluk, meluk, melok dan milik terlihat hampir pada titik keseimbangan.