Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pengalaman Merasakan Simulator Kokpit F-16 “VIPER” Buatan Lockheed Martin

9 Oktober 2015   18:16 Diperbarui: 10 Oktober 2015   01:03 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wah, sudah tidak perlu ditanya bagaimana sistem data link taktisnya. Sistem komputerasinya terintegrasi dengan markas komandao dan pesawat tempur lainnya. Misi-misi akan sangat tinggi akurasinya.

  1. Helm JHMCS II

Nah, bagi yang suka menonton film Iron Man. Alat ini bolehlah disebut wujud nyata dari film tersebut. Dari helm ini, semua data, informasi dan grafis sistem aviasinya bisa dilihat dalam layar kaca helmnya. Ini sangat membantu pilot ketika dalam kondisi per sekian detik harus melihat informasi tanpa perlu menunduk ke atau terpaku pandangan ke monitor di dashboard kokpitnya. Semua sudah terlihat dilayar helm ini. Kalau dibanding Googgle Glass, waduh, jauh sekali kelas perbandingannya. Hahaha…

Terkait pembahasan soal mesin jet tunggal yang terpasang di pesawat jenis F-16 dibanding pesawat tempur bermesin jet ganda memang sangat seru jika kita sedikit meluangkan waktu membaca forum-forum militer di luar negeri.

Menariknya, Charles Albert “Chuck” Horner, seorang pensiunan Jenderal bintang empat dari USAF kelahiran 19 Oktober 1936 pun sampai ikut berkomentar mengenai perbandingan pesawat tempur bermesin jet tunggal atau ganda. Jenderal yang merupakan veteran perang Vietnam dan Perang Teluk ini mengatakan:

“Saya telah menerbangkan kedua jenis pesawat tempur ini. Baik bermesin jet tunggal atau ganda. Keduanya itu tidak terdapat banyak perbedaan kemampuan – selain ukuran, biaya dan jumlah anggota awak saya harus diangkut”

“Perdebatan mengenai keandalan mesin modern (tunggal atau ganda) harusnya bukan lagi menjadi isu. Perdebatan baru harusnya membahas soal biaya/kinerja dalam sudut pandang ekonomis dan faktor keterpercayaannya terhadap keselamatan penerbangan.”

Nah, jika memang dilihat soal sisi ekonomis dan keselamatan penerbangan—harus diakui F-16 memang lebih hemat. Jarak tempuh lebih jauh dengan kapasitas bahan bakar yang sama serta populasinya yang sudah ribuan membuat spare partnya tersebuar diseluruh dunia. Termasuk kini, sudah ada 28 negara yang membuka “bengkel” perawatan dan penyediaan spare partnya. Jadi tidak harus ke Amerika untuk pemeliharaannya.

Belum lagi, dalam duel tempur di udara—F-16 sudah tercatat menang 72-0. Alias 72 kali menang dan belum terkalahkan, bahkan sampai saat ini.

Nah, akhirnya sampailah pada saat yang paling ditunggu-tunggu. Akhirnya saya pun mencicipi F-16 Fighting Falcon Cockpit Demonstrator ini. Namun entah kenapa, mendadak di telinga saya bergaung lagu dalam film Armagedon yang hits ketika masih bujangan dulu ketika pintu digeser saat membukanya.

“…cause, I’m leaving on a jet plane. I don’t know when I’ll be back again. Oh babe I hate to go..”

😀
😀

Didampingi oleh Paul Randall, F-16 Chief Test Pilot dari Lockheed Martin Aeronautics saya pun mendapat penjelasan awal mengenai instrumen yang ada dalam simulator ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun