Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Jangkat, Jambi - Daerah Tambang Emas Atas & Bawah Bumi

23 Juli 2015   11:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:08 4067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, kembali ke warga Jangkat sendiri. Tambang ‘emas’ lain yang sangat nyata terlihat adalah kekayaan alam yang terhampar di wilayahnya. Tanahnya begitu subur. Beragam tumbuhan seperti kopi, kentang, kayu manis, dan aneka sayur mayur pun tampak lebat dan rimbun.

Uniknya, dalam perjalanan Bangko, Merangin menuju Jangkat—banyak sekali biji-biji kopi di jemur di jalanan dan dibiarkan terlindas ban mobil yang lewat. Mungkin ini salah satu cara tradisional warga setempat untuk mengupas/memecah biji kopi sebelum dijual ke pengumpul kopi.

Untuk buah kentang sendiri, hasil panen nya banyak sekali di ‘ekspor’ ke kota-kota besar di Indonesia. Bahkan kentang dari Jangkat ini merupakan salah satu pemasok terbesar untuk kota Jakarta atau Jadebotabek.

Dan ada sebuah kisah menarik perihal kentang ini. Jika dihubungkan dengan sejarah pulau Hispaniola di Kepulauan Karibia, sebuah pulau yang sebelum penaklukan Christopher Colombus—daerah ini bernama pulau Bohio. Sebuah pulau yang merupakan tempat pelarian penduduk kerajaan Sriwijaya era Balaputeradewa. Sebuah kerajaan maritim yang jago berlayar dan menjelajah dunia.

Dan penduduk pulau inilah yang konon mengenalkan tumbuhan kentang (potatto) ke orang-orang Eropa selain tumbuhan tembakau (tobacco). Walau pun awalnya, Colombus dan orang eropa menolak memakan tumbuhan ini, namun akhirnya tumbuhan ini malah menjadi makanan pokok warga eropa selain gandum.  Kisah ini tentu akan semakin menarik dan mengejutkan jika kelak dilakukan penelitian dan pengkajian ulang sejarah yang sebenarnya.

Dan boleh jadi, kentang yang di kenalkan tersebut berasal dari Jangkat mengingat kedekatan wilayah Jangkat dengan pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang/Jambi.

Nah, perjalanan ke Jangkat ini akhirnya (sementara) di akhiri dengan mengunjungi danau Pauh setelah sempat mampir ke pusat penelitian kentang dan pembibitan bunga yang tak jauh dari danau ini.

Sayangnya, acara melihat danau tidak bisa terlalu lama karena saat kami sampai di lokasi, sedang terjadi musibah tenggelamnya salah satu pengunjung danau. Tampak tim SAR dengan perahu karet dan tim penyelamnya sedang melakukan pencarian korban. Melihat sutuasi yang kurang nyaman karena musibah ini, kami pun tak terlalu lama di lokasi danau.

Sejak saat kami berkunjung hingga saat empat hari kemudian (22/7/2015), saat artikel ini di tuliskan, korban belum juga di temukan. L

 

[Hazmi Srondol]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun