Nah kali ini, ada hal nyata yang terlihat selama perjalanan ke Jangkat ini. Benar kata warga Kabupaten Merangin, kondisi ekonomi warga Jangkat ini rata-rata sangat makmur. Mereka hidup dalam naungan alam yang sangat luar biasa istimewa.
Bayangkan saja, daerah Jangkat ini di apit oleh dua gunung yang kandungan emasnya sangat besar. Gunung Kerinci dan Gunung Masurai. Gunung Masurai sendiri, konon merupakan singkatan dari kata “eMAS yang terURAI”.
Pernah saya membaca catatan sebuat situs tahun 2010 dari Canada yang menyatakan kandungan emasnya 100 kali lipat dibanding kandungan emas per-ton batu/tanahnya dibanding di tambang emas Freeport di Papua atau Newmont di Nusa Tenggara. Sayangnya, link tersebut saya lupa menyimpannya.
Yang tersisa hanyalah berita penemuan emas sebesar bola/kepala di ladang petani Kerinci yang dimuat dalam berita lokal Tribun Jambi dengan link sbb:
- http://jambi.tribunnews.com/2011/01/10/wow-lahan-petani-di-kerinci-mengandung-emas
- http://jambi.tribunnews.com/2011/01/12/wow...-warga-temukan-sebongkah-emas-di-kerinci
Dari berita tersebut, sudah sangat jelas betapa besar potensi emas di daerah tersebut. Jikalau di tambang Grassberg, Papua—bentuk emasnya hanya berupa melekul (titik-titik materi) yang secara kasat mata susah dilihat. Harus melebur konsentrat (remukan gilingan batu) agar tampak emasnya. Itu pun masih harus memisahkan lilitan material tembaga yang lebih mendominasi kandungan materialnya.
Sedangkan di kawasan sekitaran Jangkat dan Kerinci, emas berupa “nugget” atau gumpalan-gumpalan. Hal ini terjadi karena di Kerinci merupakan gunung berapi aktif yang magma di dalam perut bumi berfungsi sebagai pelebur material emas secara alamiah. Itu pun semakin besar gumpalang emasnya jika memang daerah tersebut, material emasnya sangat besar, padat dan berdekatan dan minim campuran material lain seperi tembaga atau perak.
Bahkan di wilayah ini, untuk menambang emas tidak perlu seperti tambang lainnya yang garus menggali dalam-dalam. Cukup digali 1 hingga 3 meter, kandungan material emas sudah terlihat. Luasnya areanya pun ribuan hektar. Tak heran, selain perusahaan tambang plat merah ANTAM yang mulai masuk untuk meng-ekplorasi, banyak PETI (Penambang Emas Tanpa Ijin) beroperasi disini.
Saya sendiri pernah melihat secara langsung kegiatan PETI ini di dalam kawasan kebun sawit di kota Bangko, Merangin. Waktu itu sekitar bulan Mei 2015, saya sempat terheran-heran dengan suara genset di dalam kawasan kebun kelapa sawit. Ternyata disana ada beberapa orang sedang mendulang emas secara manual di sebuah danau kecil ditengah kebun.
Hal yang satu sisi menguntungkan perekonomian warga setempat namun juga beresiko terhadap pencemaran lingkungan jika penambangan tersebut memakai cairan mercuri dalam kegiatanya.
[caption caption="Menjemur kopi di jalanan Jangkat"]