3 April 2014 - Pembelaan dan pemeriksaan saksi Wilfrida selesai, setelah 7 saksi dipanggil dalam sidang marathon, termasuk saksi yang diminta oleh Wilfrida sendiri.
7 April 2014 - Setelah proses yang sangat panjang, Wilfrida dinyatakan tidak bersalah.
Dan saya masih punya banyak data lain yang sekiranya rekan-rekan membutuhkan. Jangan ditanya darimana sumbernya--yang pasti bukan dari “google it” dan sebelum membaginya, saya akan memakai jurus “wani piro?”. Hehehe…
Dan rahasia yah, dari desas-desus di Malaysia yang juga dipastikan susah ditemukan di google-- Tan Sri Muhammad Shafee Abdullah ini bukan hanya pengacara terbaik namun calon Hakim Agung Malaysia loh. Insya Allah 2-3 bulan lagi akanmenjabat posisi ini. Semoga kerajaan Malaysia tidak berubah pikiran setelah iseng membaca tulisan saya ini. Amiiin.
b.Lokasi strategis pabrik kertas PT KIANI
Opini akun Jack yang mengatakan bahwa masuknya Prabowo ke Kiani hanya masalah kedekatan dengan Bob Hasan, saya rasa itu sudah pe-ngawur-an kelas berat dan penyesatan opini khas pengidap PrabowoPhobia.
Pemikiran Prabowo lebih luas dan dalam. Jelas sebuah penyelamatan “aset negara” yang berada pada wilayah strategis Indonesia di bagian utara.
Saking strategisnya daerah Berau, Kaltim—sampai-sampai satu kompi (12 unit) main battle tank Leopard yang sedang dibeli TNI ditempatkan pertama kali disana. Disamping tank Scorpion yang sudah exist sebagai pelengkap dari program pembangunan skuadron tempur Mi-17 dan heli Apache serta Bell-412 EP.
Lalu, bisa kira-kira kan dimana pangkalan skuadronnya? Silahkan cek gambar di tulisan saya sebelumnya soal PT KIANI. Hehehe…
Sudah ah, kesenangan musuh-musuh kita dapat bocoran info seperti ini. Segini saja saya yakin rekan-rekan mampu menterjemahkannya. Untuk info beritanya, silahkan buka link ini :
Sedangkan soal bantahan lokasi pangkalan militer Amerika. Haduh, sudahlah—mana ada yang mau mengaku? Pasti dirahasiakan dan dibantah. Toh mudah bagi kita jika memakai jurus dasar “google it” nya akun Jack perihal lokasi pangkalan militer yang mengepung Indonesia ini. Monggo cek gambar dibawah ini:
c.Hutan, hutang dan pemilik PT KIANI
Nah, terkait soal bisnis pabrik kertas ini—mesti kita melongok kebelakang ilmu pelajaran tata usaha atau sejenisnya saat masih sekolah mau pun kuliah. Disana kita sering mendengar istilah ‘modal cair’ dan ‘modal beku’. Modal cair merujuk pada kemampuan untuk pembiayaan cash operasional perusahaan dan modal beku merujuk pada jumlah total nilai aset perusahaan.
Modal cair diperlukan untuk operasional perusahaan termasuk gaji ribuan karyawan serta bahan bakar. Paling utama adalah pembelian bahan baku produksi kertas. Dan di modal cairlah akar masalah PT Kiani mau pun pabrik kertas lainnya muncul di Indonesia.
Sekedar berbagi informasi—dalam produksi kertas/pulp setidaknya dibutuhkan bahan baku berupa kayu asli atau bahan baku kertas bekas (recovared paper).
Untuk bahan baku bekas ini sejak tahun 2012 sudah mulai ada pengetatan regulasi impornya dan verifikasi yang rumit. Hal yang membuat banyak pabrik kertas menjadi mengeluh. Beritanya bisa disimak di link berikut: http://www.neraca.co.id/article/19618/Impor-Diperketat-Industri-Kertas-Kesulitan-Bahan-Baku
Akhirnya, boleh di cek di media atau blog para aktifis lingkungan. Pada tahun 2004 hampir 70% bahan baku pabrik kertas di Indonesia adalah hasil curian dari hutan alam (ilegal logging). Padahal, semestinya pabrik kertas mengambil bahan baku dari HTI (Hutan Tanaman Industri) atau hutan rakyat yang di tanam masyarakat.
Informasi kasarnya bisa dilihat di link ini : http://kumpulanberitalama.blogspot.com/2013/04/korantempo-70-persen-kebutuhan-kayu.html
Dan
http://www.balithut-kuok.org/index.php/home/56-industri-pulp-dan-kertas-belum-mandiri
Untuk PT Kiani yang berdiri sejak tahun 1991—mempunyai minimal 223.500 hektar area hutan industri dan sudah mulai tanam sejak 1994. Jadi sekitar tahun 2014 ini sudah panen dan bisa digunakan untuk dijadikan bahan baku secara legal.
Data : http://www.dephut.go.id/uploads/files/HasilAuditPHPL_PTKianiLestari2011.pdf
Dan selama dalam proses panen inilah pabrik Kiani tidak beroperasi selama beberapa bulan. Itu pun tetap perlu biaya operasional dan mengaji karyawannya. Padahal selama itu tidak ada untung dari hasil produksi kertasnya.
Mohon di catat, Prabowo masih mempertahankan karyawan ini. Dirumahkan tanpa di pecat dan hanya diminta menunggu hingga bahan baku selesai dipanen.
Sedangkan untuk hutang, sekedar tambahan info—Prabowo saat membeli pabrik ini bukan hanya asetnya, tetapi termasuk hutang yang hasil peninggalan pemilik sebelumnya. Lalu mohon di cek lagi pembayarannya. Kali ini jangan lewat google—tapi konfirmasi ke krediturnya. Kan sudah tertib bayar dan lunas tuh.
Berita pelunasan : http://www.rmol.co/read/2014/04/18/151801/PT-Kertas-Nusantara-Sudah-Tak-Punya-Hutang-Rp-14-Triliun
Kalau pun ternyata mendadak ada kemacetan pembayaran—sudah dijelaskan berulang kali bahwa modal beku (aset) PT Kiani 200% dari hutannya. Artinya ketahanan modal masih kuat dan tidak bisa disebut bangkrut.
Nah, disini saya minta tolong teman-teman yang paham soal pabrik kertas, lingkungan hidup atau yang paham betul masalah teknis bisnis ini untuk berkomentar.
Jangan model akun jack yang asal mangap. Saking asalnya dan untuk menyenangkan pendukung jokowi sampai kehilangan akal sehatnya dan bilang bahwa pemilik Kiani bukan Prabowo. Sepertinya saat menulis di bait tersebut mulai sadar yang ditulisnya penuh daya khayal hingga mesti di tutup celah ‘prestasi’ Prabowo dengan data ngawurnya.
Sebenarnya saya ingin mengutip komposisi kepemilikan saham dari situs resmi BUMN.go.id (http://publik.bumn.go.id/mandiri/berita/19/JP.Morgan.Bayar.Utang.Kiani.ke.Mandiri) yang menyebutkan bahwa Prabowo memiliki saham 79% terhadap Kiani dengan menggunakan bendera PT Nusantara Energi seblum sebagian saham tersebut dijual ke adiknya—Hasjim Djojohadikusumo.
Namun, anggap saja akun Jack benar dan Prabowo tidak punya saham di Kiani, lalu, HALOOOOOOOW! Kalau dianggap tidak punya saham kepemilikan, kanapa pada demo dan menjatuhkan nama Prabowo soal Kiani? Aneh betul cara berfikirnya…
Dan soal JP Morgan Europe. Posisi nya adalah begini: ada dua tipe kreditur Kiani yaitu kreditor konkuren dan kreditur separatis.
Kreditur konkruen adalah kreditor yang tidak dijamin dengan aset perseroan. Adapun kreditor separatis sebaliknya. Kreditor separatis di antaranya Boshendal Investment Ltd, Langass Offshore Inc, JP Morgan Europe Ltd, PT Binaartha Parama, PT Sucorinvest Central Gani, Credit Suisse Internasional, dan PT Dhanawibawa Arthacemerlang.
Lah ngapain JP Morgan ngebet merebut lewat tuntutan sita jika aset Kiani lebih besar daripada hutangnya waktu itu? Ada misi apa sih? Jangan-jangan hanya pengen wilayah bandara nya saja yang disita buat … (isi sendiri)
d.Tukang jamu “Srondol168”
Nah paling menggelikan soal sebutan yang berbau menghina “tukang jamu” kepada saya (Hazmi Srondol). Jujur saya bukannya jadi marah, malah tertawa terbahak-bahak karena semakin tahu, si engkong akun Jack ini jelas tersesat di dunia maya oleh teknik ‘google it’ nya.
Ya, memang ada nama akun baru di sebuh forum balap motor motoGP bernama “Srondol168” yang sering membahas motor Ducati nya Valentino Rossi.
Baiklah, saya tegaskan disini. Hazmi Srondol berbeda dengan akun Srondol168.
Walau memang saya juga sama-sama menyukai bidang otomotif, tetapi dahulu saya lebih aktif di milis yang membahas Formula 1 dan cinta mati dengan Benetton BMW yang kecepatannya mencapai 460 Km/h dan tak sempat ditonton karena masih kecil lalu terpaksa mendukung Ferarri karena team kesayangan sudah mati suri.
Hazmi dengan nama belakang “Srondol” sudah dipakai sejak tahun 2000 saat mendapat sejenis pendidikan dasar militer oleh Dispasiad (Dinas Psikologi Angkatan Darat) tahun tersebut di sekitar waduk Jatiluhur.
[caption id="attachment_332214" align="aligncenter" width="604" caption="Waduk Jatiluhur tahun 2000, awal nama HAZMI SRONDOL mengudara. Untuk Srondol168, saya tidak tahu..."]
Nama ini ditasbihkan oleh salah satu pelatih saat menerima hukuman dan ditanyakan asal kelahirannya. Saya jawab “Srondol, Semarang!” dan langsung dijadikan nama panggilan oleh para pelatih dan rekan seangkatan. Bahkan juga menjadi panggilan saat kuliah kelas karyawan di kampus swasta di bilangan Salemba dan kemudian di Meruya.
Sedangkan akun di forum “Srondol168” yang menyebut dirinya “Jamu Srondol” baru muncul beberapa tahun yang lalu. Saya menduga akun ini masih ada hubungan tetanggan dengan saya di Semarang. Sosoknya memang belum pernah saya temui, tapi menurut Kompasianer Yayat—ia sudah sering berkomunikasi lewat social media. Monggo hubungi langsung mbak Yayat untuk lebih detailnya.
Nah, apa mesti saya sebut si engkong itu ‘bego’ atas kesesatan menggali informasinya? Ya nggak sopan lah ama orang tua.
e.SBY dan Bank Mandiri
Soal tuduhan akun Jack Soetopo terhadap SBY yang memberikan jalan untuk fasilitas pinjaman kepada Prabowo, haduh, saya tidak mau berkomentar. Itu wilayahnya pak SBY dan simpatisannya untuk menjawab. Ini fitnahnya lebih besar daripada fitnah kepada saya. Sudah kelas Presiden loh. Monggo tanggung sendiri.
Nah, kembali ke akar masalah soal teknik “google it’ nya engkong Jack. Saya mengakui ini salah satu bagian awal proses pencarian data untuk mencari hubungan antar masalah. Namun, kembali saya sampaikan. Google bukan segalanya. Kalau memang sebegitu ‘dewa’nya—mosok untuk mencari informasi tentang sosok asli akun anonim “Jack Soetopo” saja tidak bisa.
Kalau ada yang bisa mencari wajah asli, tempat tinggal, biodata engkong jack lewat teknik “google it” itu, saya beri hadiah dua buku karangan saya, lengkap dengan tanda tangan dan gratis ongkos kirim. Tapi maaf, hanya untuk satu pemenang.
Bisa?
Sekian, selamat siang dan tetap MERDEKA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H