Oke, sementara lewati dahulu soal ramal meramal ini agar saya tidak ditimpuk oleh teman-teman yang lebih suka membahas yang kongkrit daripada hikayat ini. hehehe...
Nah, kembali ke pembahasan wapres yang "mirip Prabowo" ini--jujur saja sempat saya terkaget dengan munculnya nama Hatta Rajasa sebagai pasangannya dalam Pilpres 2014 ini.
Sempat saya bertanya-tanya, jikalau mencari yang "mirip" kenapa bukan tentara saja? Toh saya sering bertemu beberapa jenderal TNI yang juga sangat cerdas dan asyik diajak debat, eh, diskusi.
lalu, kenapa bukan pak Dahlan Iskan yang sama-sama bisnisman saja? Walau akhirnya saya sadar, pak DI masih peserta konversi partainya yang saat itu belum diputuskan pemenangannya. Padahal syarat jadi cawapres harus mundur dari jabatan menteri 7 hari sebelum pendaftarannya.
Atau kenapa bukan pak Mahfud MD atau tokoh-tokoh NU yang notabene Prabowo lebih "NU" dalam kehidupan beragamanya. belum lagi potensi dulangan suara yang sangat besar mengingat khalayak NU ini jumlahnya lebih besar daripada Muhammadiyah-nya Hatta Rajasa?
dan kenapa-kenapa lain yang bersliweran dalam pikiran.
[caption id="attachment_337798" align="aligncenter" width="552" caption="Prabowonomics dan Hattanomics"]
Namun, jawaban ini segera terjawab setelah muncul agenda dan program pasangan Prabowo-Hatta ini. Agenda yang terdiri dari 9 lembar ini mendadak membuat saya tersenyum senang. Pengen tahu alasannya?
Ya, saya akhirnya menemukan jawaban kemiripan Hatta dan Prabowo. Khususnya dalam pandangan ekonominya. Prabowo ternyata bukan sekedar asal comot, namun kesamaan visi dan konsep ekonomi lebih dominan dalam perang ekonomi yang disebutnya "Perang Kemerdekaan jilid II ".
Sekedar informasi, agenda dan program tersebut--ternyata masih sangat "Prabowonomics" banget dengan tambahan penguat "Hattanomics" pada beberapa pointnya.
Seperti kita tahu, konsep Prabowonomics sendiri sudah terangkum dalam buku "Membangun Kembali Indonesia Raya" yang pertama terbit pada maret 2009 ditambah dengan agenda penyelamatan uang negara. Kalau boleh saya ringkas, ada 4 point utama dalam buku setebal 331 halaman tersebut, yaitu: