Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Continuous Track" (Roda Tank) dalam Gaya & Tekanan

28 Juni 2014   12:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:28 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403907036483760263

Saudara-saudara,

Dalam debat capres ketiga yang lalu, ada banyak hal yang membuat saya senang sekali. Namun untuk kali ini, sementara bahasan hanya mengenai MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 Evolution yang menjadi salah satu topik pembicaraan.

Sekedar mengingatkan kembali tulisan terdahulu, bahwa soal Tank Leopard ini sangat berhubungan dengan dua hal mengenai pemikiran yang luas dan aksi Prabowo mengenai dua hal, yaitu:

1. Penyelamatan "aset negara" berupa kawasan pabrik kerta KIANI yang lokasinya sangat strategis di bagian utara Indonesia (Berau-Kalimantan Timur) yang terdapat bandara dan "pangkalan militer" dimana lokasi tersebut berdekatan dengan negara tetangga Malaysia.

2. Pemahaman sistem pertahanan dan alutsista yang tepat sesuai geopolitik dan geostrategi nya.

Dan terkait dua hal diatas, mari kita cek tulisan dan berita sbb:

http://hankam.kompasiana.com/2014/04/13/prabowo-misteri-kedaulatan-negara-di-pabrik-kertas-pt-kiani-647190.html

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/07/13/164411/Kekuatan-Alutsista-Terbaru-Dikonsentrasikan-di-Berau

Dari artikel dan berita diatas, bisa langsung kita tahu dan buktikan bagaimana Prabowo paham akan posisi strategis PT KIANI yang saking strategisnya daerah Berau, Kaltim—sampai-sampai satu kompi (12 unit) main battle tank Leopard yang sedang dibeli TNI ditempatkan pertama kali di sekitar sana. Disamping tank Scorpion yang sudah exist sebagai pelengkap dari program pembangunan skuadron tempur Mi-17 dan heli Apache serta Bell-412 EP.

Nah, kembali ke pokok masalah debat capres tentang beban berat tank Leopard 2A4 yang dianggap merusak jalan--saya ingin sedikit berbagi tentang continuous track atau lazim di sebut ban tank.

Di Indonesia, ada perbedaan istilah antara "panser" dan "tank", dimana PANSER adalah sebutan untuk kendaraan lapis baja dengan roda karet bulat seperti Panser VAB Perancis, NZLAV3 Selandia Baru, APC Israel atau Panser ANOA buatan PT Pindad yang kelasnya adalah APS (Angkut Personel Sedang) yang dalam bahasa Inggris lazim disebut 'Medium Personnel Carrier'.

Sedangkan istilah TANK lebih merujuk kepada kendaraan tempur lapis baja dengan roda dari besi dan bantalan rantai lebar yang lazim disebut "CONTINUOUS TRACK".

[caption id="attachment_345250" align="aligncenter" width="544" caption="Tank, Panser dan Blinov"][/caption]


Padahal sih, sewaktu perang dunia ke dua--Jerman yang sempat sukses menguasai eropa dengan strategi "Blitzkrieg" atau serangan kilat yang berbasis mobilisasi tank TIGER ini menyebut kendaraan lapis baja mereka dengan "Panzer" loh. Sampai-sampai timnas Jerman akhirnya juga mendapat julukan sebagai tim "der panzer". Hehehe...

Nah, kita skip aja perbedaan etimologi panzer, panser dan tank--lalu kita gunakan istilah ala Indonesia saja. Kemudian untuk mempermudah bahasan, kata "countinuous track" kita sebut roda tank saja yah? Oke? Sip!

Sejarah roda tank ini ternyata sudah sangat panjang. Dimulai era megalitum yang menggunakan bantalan kayu untuk menggelindingkan gelondongan kayu bulat pohon yang baru ditebang. Fungsi bantalan kayu ini jelas, membagi rata beban kayu gelondongan agar tidak gampang nyangkut dan ambles serta mempermudah gerak kayu yang akan di indahkan.

Sejarah berlanjut dengan hadirnya kereta api uap yang sangat berat. Untuk mengurangi beban tekanan ketanah oleh roda-rodanya, dibuatlah rel sebagai jalur kereta sekaligus membagi beban "ground pressure".

Ide dasar rel kereta api ini lah yang akhirnya melandasi munculnya sebuah bantalan "reel" yang tidak terputus dan bebas bergerak. Jikalau merunut pada hak patent nya, maka roda tank ini ditemukan oleh F'yodor Abramovich Blinov.

Waktu itu, pak Blinov sering kesulitan saat roda gerobak kudanya kesulitan bergerak di ladang dan kebun pertaniannya. Kudanya sering terseok-seok keberatan menarik rodanya yang amblas atau nyangkut.

Akhirnya, diberilah bantalan yang kini bantalan ini lazim dipakai oleh tracktor, excavator dan kendaraan tempur lapis baja. Bantalan ini disebut pak Blinov adalah "Kereta/gerobak yang bergerak pada rel yang tak berujung" sedangkan kita menyebutnya roda tank. Penemuan ini dipatentkan tahun 1877. Hmm, sudah lama juga yah?

Dalam perkembangannya, roda tank ini juga diberi bantalan karet untuk mengurangi gesekan ke jalan aspal. Serta ditemukan beberapa kelebihan antara lain:

Mobilitas yang jauh lebih baik dari ban biasa (pneumatik) di medan kasar yang banyak benjolan, parit-parit atau berbagai rintangan lainnya. Roda tank ini juga sangat tangguh karena tidak bisa robek atau kempes terkena ranjau paku. hihihi.

Dan menariknya, roda tank ini sangat kecil kemungkinannnya terjebak dalam tanah lunak, lumpur atau salju karena sistem roda ini mendistribusikannya berat kendaraannya dia area kontak atau luas penampang yang lebih besar sehingga "ground pressure" (GP) atau tekanan ke tanahnya sangat rendah.

Untuk perbandingannya, tank Leopard 2A4 Jerman atau MIA2 Abrams yang berbobot total sekitar 60 ton ini mempunyai GP sekitar 14,1 Psi. Jauh lebih rendah daripada GP Mobil Kijang yang berbobot 1,65 ton dengan GP 33,2 psi.

Lalu pertanyaannya, kenapa mobil Kijang bisa lebih besar tekanan tanahnya? Ya iyalah, kan hukum Fisika-nya begitu. Bobot mobil Kijang hanya disangga 4 roda dengan luas penampang roda yang menyentuh aspal (13,3*13,3) * 4 rodanya = 707,56. Nah bagi aja tuh berat mobil dibagi luas penampang roda.

Sedangkan luas penampang roda tank, dengan lebarnya 63,5 cm dan panjang tapak jejak menyentuh tanah: 494,5 cm.

Untuk rumus fisikanya : p=F/A dimana p: tekanan, F: gaya dan A: luas penampang.

Dimana rumus fisika ini sering disebar dalam versi plesetannya di sosial media dengan kalimat:

"Dalam hukum fisika, tekanan sebanding gaya dibagi luas penampang, jadi jika hidup lo banyak tekanan, itu berarti--lo kebanyakan gaya buat nampang"

Selamat pagi dan tetap MERDEKA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun