Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urang Minang & Pertanda Politik Indonesia

15 Juli 2014   20:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:15 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405404603609822279

[caption id="attachment_347888" align="aligncenter" width="447" caption="capture from wikipedia"][/caption]

Saudara-saudara,

Ada yang begitu menarik perhatian saya dalam masa menunggu hasil rekapitulasi resmi KPU dalam Pipres 2014 ini. Hal itu adalah perihal pergerakan politik masyarakat Minangkabau.

Ya, menurut informasi--sementara di Wilayah Sumatera Barat, khususnya kota Padang, pasangan Prabowo-Hatta sangat mendominasi. lebih dari 75% keterpilihannya.

Padahal, Padang dan sekitarnya termasuk daerah yang jarang dikunjungi Prabowo sewaktu kampanye Pilpres 2014 ini. Kampanye resmi terakhir yang tercatat adalah tahun 2009. Sedangkan tahun 2014 ini--pak Hatta Rajasa yang malah berkunjung.

Walaupun memang, ada salah satu komentar dari Prabowo di pages fesbuknya yang pernah mengatakan "sulit menolak ajakan untuk makan gulai ikan Padang" dari pengikutnya saat diundang mampir ke Padang dan dijanjikan ditraktir gulai ikan. Komentar ini pernah saya baca sekitar pertengahan tahun 2013-an.

Tentu kemenangan Prabowo di tanah Minang sangat mengingatkan bagaimana pergerakan Jawa-Minang era pra Kemerdekaan dan Kemerdekaan Republik ini sendiri.

Mari kita buka catatan buku PSPB zaman sekolah dasar dulu. Bagaimana Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro bergerak dalam waktu yang kurang lebih bersamaan dalam menantang penjajahan Belanda. Imam Bonjol tahun 1821-1837 sedangkan Diponegoro 1825-1830. Dua perang yang mengakibatkan Belanda dalam kebangkrutan yang luar biasa.

Dua perang yang saya yakin, secara politik tidak ada hubungannya mengingat perbedaan latar belakang pemahaman agama keduanya. Walau sama-sama Islam dan bersorban.

Saya yakin juga, hubungan ini adalah murni ikatan benang merah yang tak terlihat--hubungan emosional yang kadang saya fikir ada korelasinya dengan persaudaraan tanah Jawadwipa sebelum pulau Sumatera dan Jawa terpisah oleh letusan gunung Krakatau.

Hubungan ini pun kembali terlihat dan menjadi pertanda besar kemerdekaan Indonesia. Boleh cek status lama saya perihal kopiah Bung Karno yang merupakan koreksi model fashion dari ulama Minang, dari kopiah mendek menjadi kopiah tinggi. Lalu bersambung dengan hadirnya Bung Hatta, yang menjadi tandem proklamasi Bung Karno di Nusantara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun