Mohon tunggu...
SRIYATI SRIYATI
SRIYATI SRIYATI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

17 April 2023   22:09 Diperbarui: 17 April 2023   22:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DEMONTRASI KONTEKSTUAL - MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

SEBAGAI PEMIMPIN

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH:

NARASUMBER:

  • Kepala SMP NEGERI 2 PANARUKAN
  • Kepala SMP NEGERI 1 KAPONGAN

Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Pada kegiatan demonstrasi kontekstual modul 3.1 ini, saya berkesempatan untuk melakukan wawancara terhadap pemimpin sekolah, yaitu kepala sekolah. Ada hal-hal menarik yang muncul pada saat wawancara, karena hal-hal yang diceritakan oleh kepala sekolah adalah hal real yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai penentu keputusan di sekolah. Banyak peristiwa di sekolah yang notabene melibatkan orang banyak, baik siswa maupun pendidik dan tenaga kependidikan. Bukan hal mustahil jika dalam keseharian selalu ada saja permasalahan yang timbul, bisa antar murid, murid dengan guru, guru dengan guru, guru dengan TU, bahkan guru dengan wali murid. Sebagai pemimpin instansi, kepala sekolah pasti dihadapkan pada dua situasi yaitu bujukan moral dan dilema etika.

Setelah proses wawancara yang saya lakukan terhadap dua kepala sekolah, dalam pengambilan keputusan dalam situasi bujukan moral, masing-masing kepala sekolah menggunakan prinsip yang sama, yaitu berfikir berbasis peraturan (Rule-Base thingking). Sehingga keputusan yang diambil berdasarkan peraturan, jika salah maka akan diputuskan salah. Kepala sekolah menyadari bahwa setiap keputusan akan ada konsekuensi yang mengikutinya, meskipun keputusan yang dibuat berlandaskan pada nilai-nilai.

Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Ketika berada pada situasi dilema etika, masing-masing kepala sekolah mempunyai persamaan dan sedikit perbedaan dalam pengambilan keputusan. Masing-masing Saya paparkan pada paragraf yang berbeda berikut ini;

Kepala sekolah SMPN 1 Kapongan dalam pengambilan keputusan dibagi menjadi 3 yaitu keputusan strategi (sifatnya untuk kepentingan umum), keputusan teknis (melibatkan wakil kepala sekolah, BOS dan lain-lain), Keputusan operasional (melibatkan guru dan siswa). untuk pengambilan keputusan yang paling efektif :

1. memberikan keteladanan,

2. memberikan rasa percaya,

3. terbuka

4. memberikan alasan yang masuk akal.

Kepala sekolah selalu melibatkan semua stake holder yang ada disekolah, yang paling terpenting dalam pengambilan keputusan jika menjadi kepala sekolah adalah harus menjadi teladan bagi semua warga sekolah. yang dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan yang dapat membantu adalah seluruh warga sekolah, rekan sejawat, guru-guru, siswa, dan masyarakat. yang dapat dipetik dalam pengambilan keputusan adalah jangan takut pada masalah, ada masalah selalu ada solusi, semakin banyak masalah semakin banyak ilmu yang didapat, dan pengalaman yang didapat.

            Kepala SMP Negeri 2 Panarukan, dalam pengambilan keputusan memperhatikan 3 hal, yaitu aturan yang mengikat ASN, situasi dan kondisi, dan prespektif. Kepala sekolah akan melakukan pendekatan secara persuasif dan melihat dari sudut pandang masing-masing individu, lalu menentukan pengambilan keputusan yang tepat.

            Adapun kesamaan dari masing-masing kepala sekolah, bahwasanya dalam setiap pengambilan keputusan telah memperhatikan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Karena setiap keputusan yang diambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Saat wawancara, saya bertanya tentang rencana ke depan para kepala sekolah dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika, hasilnya saya rangkum dalam beberapa poin seperti berikut:

Identifikasi masalah etis: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang menimbulkan dilema etika. Anda perlu memahami sumber masalah dan mengidentifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat.

Pertimbangkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat: Identifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat dalam masalah. Nilai-nilai ini mungkin meliputi keadilan, integritas, kebenaran, dan kemanusiaan.

Tinjau konsekuensi dari setiap tindakan: Tinjau konsekuensi dari setiap tindakan yang mungkin diambil, termasuk dampak yang akan dirasakan oleh semua pihak yang terlibat. Anda perlu mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang dari setiap tindakan.

Pertimbangkan kode etik dan hukum yang terkait: Tinjau kode etik atau hukum yang berhubungan dengan situasi. Pertimbangkan apa yang diizinkan atau dilarang oleh kode etik atau hukum dalam kasus ini.

Diskusikan dengan orang lain: Diskusikan masalah dengan orang-orang yang dapat memberikan perspektif yang berbeda. Hal ini dapat membantu Anda mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dan memahami konsekuensi dari setiap tindakan yang mungkin diambil.

Buat keputusan: Setelah mempertimbangkan semua faktor yang terlibat, buat keputusan yang paling etis dan konsisten dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Anda.

Saya juga bertanya bagaimana kepala sekolah bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan yang diambil. Berikut saya rangkum jawaban dari para kepala sekolah yang saya wawancara.

Kepala SMP Negeri 1 Kapongan, melakukan mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat dalam situasi dilema etika tersebut. Misalnya, apakah nilai-nilai seperti keadilan, kebenaran, kebebasan, atau kasih sayang terlibat dalam situasi tersebut. Kemudian meninjau fakta-fakta yang ada secara objektif. Dalam situasi dilema etika, seringkali ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Pastikan bahwa Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang semua fakta yang relevan sebelum membuat keputusan. Berikutnya adalah mengetahui nilai-nilai yang terlibat dan fakta-fakta yang relevan, mempertimbangkan berbagai opsi yang ada. Memikirkan tentang implikasi masing-masing opsi dan pertimbangkan bagaimana setiap opsi dapat mempengaruhi nilai-nilai yang terlibat.

Kepala SMP Negeri 2 Panarukan mempunyai jawaban sebagai berikut; Berbicara dengan orang lain yang berpengalaman atau memiliki sudut pandang yang berbeda membantu kepala sekolah  mempertimbangkan sudut pandang yang lebih luas dan membantu membuat keputusan yang lebih bijaksana. Gunakan logika dan pertimbangkan konsekuensi dari setiap opsi. Pertimbangkan bagaimana setiap opsi akan mempengaruhi nilai-nilai yang terlibat, serta implikasi jangka panjang dari setiap opsi. Berpegang pada nilai-nilai, kepala sekolah tidak mengabaikan nilai-nilai demi mendapatkan hasil yang diinginkan. Kepala sekolah menyadari bahwa dalam situasi dilema etika, tidak selalu ada jawaban yang benar atau salah. Namun, dengan mempertimbangkan nilai-nilai dan implikasi yang berbeda, Anda dapat membuat keputusan yang paling tepat untuk Anda dan orang-orang yang terlibat.

Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah, secara tidak langsung saya mendapat tambahan ilmu tentang cara pengambilan keputusan. Setelah mendapat materi ini, saya merasa senang dan bersemangat, ilmu ini sangat berharga dan akan semakin bermanfaat kalau saya bisa menerapkannya di lingkungan sekolah. Untuk murid-murid saya, setiap pengambilan keputusan, saya akan melihat dari 4 paradigma, menggunakan 3 prinsip, dan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Terhadap rekan sejawat saya akan melakukan diseminasi, agar semua rekan sejawat juga memahami materi ini dan bisa menerapkannya saat menghadapi situasi dilema etika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun