Mohon tunggu...
Sri Yani
Sri Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca, baik,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Fitrah dalam Psikologi Islam

21 Juni 2024   22:48 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONSEP FITRAH DALAM PSIKOLOGI ISLAM

I.  PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam Psikologi Islam, konsep fitrah memainkan peran penting dalam memahami sifat dasar manusia. Fitrah mengacu pada kondisi alami manusia yang suci dan terprogram untuk mengenal dan menyembah Allah. Fitrah adalah bagian mendasar dari identitas manusia yang mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan berpikir. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, memahami fitrah menjadi semakin penting untuk membantu individu mencapai kesejahteraan psikologis yang sejati.

Rumusan masalah

Apa yang dimaksud dengan fitrah dalam konteks Psikologi Islam?

Bagaimana konsep fitrah mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental seseorang?

Bagaimana cara menjaga dan memelihara fitrah dalam kehidupan sehari-hari?

Tujuan

Tujuan esai ini adalah untuk mengeksplorasi konsep fitrah dalam Psikologi Islam, memahami pengaruhnya terhadap perilaku dan kesehatan mental, serta mengidentifikasi cara-cara untuk menjaga dan memelihara fitrah dalam kehidupan sehari-hari.

Tinjauan pustaka

Banyak literatur Islam yang membahas tentang fitrah, termasuk Al-Qur'an dan Hadis, serta tulisan-tulisan ulama terkenal seperti Al-Ghazali dan Ibn Taymiyyah. Psikolog Muslim modern juga telah melakukan penelitian tentang bagaimana fitrah berinteraksi dengan aspek-aspek psikologis lainnya.

 

II.  PEMBAHASAN

KONSEP FITRAH DALAM PSIKOLOGI ISLAM

Definisi Fitrah dalam Psikologi Islam 

Fitrah adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada "kondisi asli" atau "kondisi alami" seseorang. Dalam perspektif Psikologi Islam, fitrah menggambarkan kondisi asli manusia yang diberikan oleh Allah sejak mereka lahir. Menurut ajaran Islam, setiap individu dilahirkan dalam keadaan fitrah yang bersih dan cenderung kepada kebaikan serta mengenal dan menyembah Tuhan mereka. Ini adalah aspek mendasar yang membentuk identitas manusia sejak lahir.

Dalam Islam, fitrah dipandang sebagai potensi bawaan yang cenderung kepada kebajikan dan kebenaran. Ini berarti bahwa manusia, secara alami, memiliki kemampuan untuk mengenali dan memilih jalan yang benar serta memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan baik. Fitrah juga mencakup naluri manusia untuk mencari Tuhan dan memahami eksistensi-Nya. Kondisi ini mencerminkan kemurnian jiwa manusia sebelum dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup.

Pemahaman tentang fitrah ini sangat penting dalam Psikologi Islam karena memberikan kerangka kerja untuk memahami perilaku dan perkembangan manusia. Fitrah tidak hanya berfungsi sebagai titik awal bagi setiap individu tetapi juga sebagai panduan untuk mencapai kesejahteraan psikologis dan spiritual. Ketika seseorang hidup sesuai dengan fitrah mereka, mereka akan lebih mungkin untuk merasakan kedamaian batin dan kesejahteraan yang sejati. Sebaliknya, penyimpangan dari fitrah dapat menyebabkan konflik batin dan masalah kesehatan mental.

Islam mengajarkan bahwa fitrah manusia adalah kecenderungan alami untuk berbuat baik dan mengenal Allah. Namun, seiring dengan pertumbuhan, individu dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang dapat mengubah atau menutupi fitrah mereka. Faktor-faktor ini termasuk pendidikan yang mereka terima, lingkungan sosial tempat mereka tumbuh, dan pengalaman hidup yang mereka hadapi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memahami dan mendukung fitrah anak-anak agar mereka dapat berkembang menjadi individu yang sehat secara psikologis dan spiritual.

Dalam hal ini, ada sebuah hadis yang sangat relevan dan sering dikutip untuk menjelaskan konsep fitrah dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang suci dan alami. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya dari fitrah ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak tersebut dibesarkan. Orang tua dan lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan perilaku anak. Jika orang tua atau masyarakat memberikan pengaruh yang baik, maka fitrah tersebut akan berkembang sesuai dengan jalan yang benar. Sebaliknya, pengaruh negatif dari lingkungan dapat menutupi fitrah dan mengarahkan anak ke jalan yang salah.

Konsep fitrah juga berkaitan dengan potensi manusia untuk mengenal dan menyembah Allah. Ini adalah aspek penting yang membedakan pandangan Psikologi Islam dari psikologi sekuler. Dalam Psikologi Islam, kesejahteraan spiritual dan psikologis seseorang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, menjaga dan memelihara fitrah menjadi tugas penting bagi setiap individu agar dapat mencapai kesejahteraan yang komprehensif.

Untuk menjaga fitrah, penting bagi individu untuk terus terlibat dalam praktik-praktik keagamaan dan spiritual yang dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah. Ibadah seperti shalat, puasa, dan dzikir adalah cara-cara efektif untuk memelihara fitrah. Selain itu, pendidikan yang baik dan lingkungan sosial yang mendukung juga berperan penting dalam menjaga dan mengembangkan fitrah seseorang.

Secara keseluruhan, fitrah adalah konsep yang sangat fundamental dalam Psikologi Islam. Ini memberikan panduan tentang bagaimana manusia seharusnya berkembang dan hidup sesuai dengan potensi bawaan mereka yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Memahami dan menjaga fitrah adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan psikologis dan spiritual yang sejati dalam pandangan Islam.

Konsep Fitrah Mempengaruhi Perilaku Dan Kesehatan Mental Seseorang

Kecenderungan Alami kepada Kebaikan

Manusia, sejak lahir, memiliki kecenderungan alami menuju kebaikan, kejujuran, kasih sayang, dan keadilan. Ini adalah bagian dari fitrah mereka, yang ditanamkan oleh Allah sebagai panduan dasar untuk hidup. Seorang anak, sebelum terpengaruh oleh lingkungan eksternal dan pengalaman hidup, biasanya menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai ini. Misalnya, anak-anak sering kali menunjukkan kejujuran yang tulus dan kasih sayang kepada orang di sekitar mereka tanpa memandang perbedaan. Ini menunjukkan bahwa perilaku baik bukanlah hasil dari pengajaran eksternal semata, tetapi juga merupakan ekspresi dari kondisi alami manusia.

Kecenderungan ini juga dapat dilihat dalam tindakan spontan manusia yang mencerminkan empati dan keadilan. Sebagai contoh, banyak orang secara alami merasa terdorong untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan atau merasa tidak nyaman dengan ketidakadilan yang mereka saksikan. Ini menunjukkan bahwa fitrah mempengaruhi moralitas dan perilaku etis manusia pada tingkat yang sangat dasar. Ketika manusia bertindak sesuai dengan fitrah mereka, mereka biasanya merasakan kedamaian dan kesejahteraan batin.

Penyimpangan dari Fitrah

Meskipun fitrah membawa manusia kepada kebaikan, lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku mereka. Penyimpangan dari fitrah dapat terjadi ketika seseorang berada dalam lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai moral yang baik. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan atau ketidakjujuran mungkin mengembangkan perilaku yang bertentangan dengan fitrah mereka. Ini bisa terjadi karena mereka menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada di sekitar mereka, meskipun nilai-nilai tersebut bertentangan dengan kondisi alami mereka.

Pengaruh pendidikan juga sangat penting. Pendidikan yang tidak seimbang atau yang tidak menekankan nilai-nilai moral dan spiritual bisa membuat seseorang kehilangan arah dan menyimpang dari fitrah mereka. Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek-aspek materialistik dan mengabaikan perkembangan spiritual dan moral cenderung membuat individu kurang peka terhadap nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih sayang. Akibatnya, mereka mungkin mengalami konflik batin karena tindakan dan nilai-nilai yang mereka pegang bertentangan dengan fitrah mereka.

Pengalaman hidup yang traumatis atau negatif juga dapat menyebabkan penyimpangan dari fitrah. Seseorang yang mengalami penderitaan atau perlakuan yang tidak adil mungkin mengembangkan pandangan dunia yang negatif dan perilaku yang tidak sesuai dengan fitrah mereka. Misalnya, seseorang yang sering mengalami penolakan atau ketidakadilan mungkin mengembangkan sikap sinis atau agresif, meskipun dalam fitrah mereka cenderung kepada kasih sayang dan keadilan.

Fitrah dan Kesehatan Mental        

Konsep fitrah dalam Psikologi Islam tidak hanya memberikan panduan mengenai kondisi alami manusia tetapi juga menjelaskan bagaimana kondisi ini berhubungan erat dengan kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik, menurut Psikologi Islam, adalah hasil dari kehidupan yang selaras dengan fitrah. Hidup sesuai dengan fitrah memungkinkan individu merasakan kedamaian batin dan kesejahteraan psikologis, sementara penyimpangan dari fitrah dapat mengakibatkan berbagai gangguan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi.

Gangguan Mental Akibat Penyimpangan dari Fitrah

Penyimpangan dari fitrah dapat menyebabkan berbagai masalah mental dan emosional. Ketika seseorang hidup bertentangan dengan fitrah mereka, mereka sering kali mengalami konflik batin yang mendalam. Konflik ini bisa terjadi karena tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam fitrah. Sebagai contoh, seseorang yang terus-menerus melakukan tindakan tidak bermoral seperti berbohong, mencuri, atau berbuat curang, mungkin mengalami rasa bersalah yang mendalam dan ketidaktenangan.

Rasa bersalah dan ketidaktenangan ini adalah hasil dari ketidaksesuaian antara tindakan dan fitrah mereka. Perasaan ini dapat berkembang menjadi gangguan mental seperti kecemasan dan depresi jika tidak diatasi. Ketika seseorang merasakan bahwa mereka hidup bertentangan dengan nilai-nilai fitrah mereka, mereka mungkin merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan mengalami stres yang berkepanjangan.

Pengaruh lingkungan juga sangat signifikan dalam menyebabkan penyimpangan dari fitrah. Lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai moral dan spiritual dapat mendorong individu untuk mengadopsi perilaku yang bertentangan dengan fitrah mereka. Misalnya, berada dalam lingkungan yang mempromosikan materialisme dan hedonisme dapat membuat seseorang mengejar kebahagiaan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan fitrah mereka, seperti penggunaan narkoba atau pergaulan bebas. Tindakan-tindakan ini, meskipun mungkin memberikan kepuasan sementara, pada akhirnya dapat menyebabkan konflik batin dan gangguan mental.

MENJAGA DAN MEMELIHARA FITRAH

Memelihara fitrah merupakan aspek yang sangat penting dalam Psikologi Islam untuk memastikan kesejahteraan mental dan spiritual. Fitrah, sebagai kondisi alami manusia yang cenderung pada kebaikan dan mengenal Tuhan, perlu dijaga dan dipelihara melalui berbagai cara agar individu dapat hidup harmonis dan sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan sejak lahir. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menjaga dan memelihara fitrah dalam kehidupan sehari-hari, meliputi pendidikan, ibadah, dan lingkungan yang mendukung.

Pendidikan dan Pembentukan Karakter

Pendidikan memegang peranan kunci dalam menjaga fitrah seseorang. Pendidikan yang baik, khususnya yang berbasis nilai-nilai Islam, tidak hanya fokus pada aspek akademik tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas individu. Pendidikan Islam menekankan pentingnya mengajarkan moralitas dan etika sejak dini, yang berperan penting dalam menjaga fitrah. Di dalam Islam, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan tetapi juga tentang penanaman nilai-nilai moral yang kuat. Pembentukan karakter melalui pendidikan moral dapat membantu anak-anak untuk tetap berada pada jalur fitrah mereka. Misalnya, pendidikan yang menekankan kejujuran, keadilan, dan kasih sayang akan membantu anak-anak untuk menginternalisasi nilai-nilai ini dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, pendidikan yang baik juga mencakup pengajaran tentang pentingnya hubungan dengan Allah dan bagaimana menjalankan ibadah dengan benar. Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai agama sejak dini, individu akan lebih mudah untuk menjaga fitrah mereka dan menghindari penyimpangan dari nilai-nilai tersebut.

Ibadah dan Spiritualitas

Ibadah adalah salah satu cara paling efektif untuk menjaga dan memelihara fitrah. Melalui ibadah, individu memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan mendapatkan ketenangan batin yang mendalam. Ibadah seperti shalat, puasa, dan dzikir tidak hanya merupakan kewajiban agama tetapi juga sarana untuk meraih kesejahteraan psikologis dan spiritual. Shalat, sebagai pilar utama dalam Islam, berfungsi sebagai pengingat harian tentang tujuan hidup yang lebih tinggi dan hubungan dengan Allah. Shalat yang dilakukan dengan khusyuk dapat membantu individu merasakan kedamaian batin dan menjaga fitrah mereka dari pengaruh negatif. Selain itu, puasa, terutama selama bulan Ramadhan, mengajarkan tentang pengendalian diri, kesabaran, dan kepedulian terhadap sesama. Ini semua adalah nilai-nilai yang selaras dengan fitrah manusia. Dzikir atau mengingat Allah secara terus-menerus juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan spiritual. Dzikir membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan meningkatkan fokus pada tujuan hidup yang sebenarnya. Praktik spiritual ini membantu individu untuk tetap terhubung dengan fitrah mereka dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Pendidikan yang baik, ibadah yang khusyuk, dan lingkungan yang mendukung semuanya berkontribusi pada pemeliharaan fitrah. Dengan menjaga fitrah, individu dapat meraih kesejahteraan mental dan spiritual, serta menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis sesuai dengan nilai-nilai Islam. Upaya ini memerlukan kesadaran dan komitmen yang tinggi, tetapi manfaatnya sangat besar dalam menciptakan kedamaian batin dan kesejahteraan psikologis.

III.  PENUTUP

Simpulan

Konsep fitrah dalam Psikologi Islam adalah pandangan bahwa setiap manusia dilahirkan dengan kondisi alami yang suci dan cenderung kepada kebaikan. Fitrah mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental seseorang. Menjaga fitrah melalui pendidikan, ibadah, dan lingkungan yang mendukung adalah penting untuk kesejahteraan psikologis dan spiritual.

Saran

Diperlukan lebih banyak penelitian dan diskusi tentang konsep fitrah dalam Psikologi Islam untuk mengembangkan intervensi yang efektif dalam bidang kesehatan mental. Pendidikan Islam harus lebih menekankan pentingnya fitrah dalam pembentukan karakter dan perilaku moral.

IV.  REFERENSI

Al-Ghazali, Abu Hamid. "Ihya Ulum al-Din."

Al-Qur'an dan Hadis.

Badri, Malik. "Contemplation: An Islamic Psychospiritual Study."

Ibn Taymiyyah, Ahmad. "Majmu' al-Fatawa."

Karim, Abdul H. "Islamic Psychology: Human Behavior and Experience from an Islamic Perspective."

V.  KATA-KATA BERMAKNA

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim)

"Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun: 11)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun