Pengalaman hidup yang traumatis atau negatif juga dapat menyebabkan penyimpangan dari fitrah. Seseorang yang mengalami penderitaan atau perlakuan yang tidak adil mungkin mengembangkan pandangan dunia yang negatif dan perilaku yang tidak sesuai dengan fitrah mereka. Misalnya, seseorang yang sering mengalami penolakan atau ketidakadilan mungkin mengembangkan sikap sinis atau agresif, meskipun dalam fitrah mereka cenderung kepada kasih sayang dan keadilan.
Fitrah dan Kesehatan Mental    Â
Konsep fitrah dalam Psikologi Islam tidak hanya memberikan panduan mengenai kondisi alami manusia tetapi juga menjelaskan bagaimana kondisi ini berhubungan erat dengan kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik, menurut Psikologi Islam, adalah hasil dari kehidupan yang selaras dengan fitrah. Hidup sesuai dengan fitrah memungkinkan individu merasakan kedamaian batin dan kesejahteraan psikologis, sementara penyimpangan dari fitrah dapat mengakibatkan berbagai gangguan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Gangguan Mental Akibat Penyimpangan dari Fitrah
Penyimpangan dari fitrah dapat menyebabkan berbagai masalah mental dan emosional. Ketika seseorang hidup bertentangan dengan fitrah mereka, mereka sering kali mengalami konflik batin yang mendalam. Konflik ini bisa terjadi karena tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam fitrah. Sebagai contoh, seseorang yang terus-menerus melakukan tindakan tidak bermoral seperti berbohong, mencuri, atau berbuat curang, mungkin mengalami rasa bersalah yang mendalam dan ketidaktenangan.
Rasa bersalah dan ketidaktenangan ini adalah hasil dari ketidaksesuaian antara tindakan dan fitrah mereka. Perasaan ini dapat berkembang menjadi gangguan mental seperti kecemasan dan depresi jika tidak diatasi. Ketika seseorang merasakan bahwa mereka hidup bertentangan dengan nilai-nilai fitrah mereka, mereka mungkin merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan mengalami stres yang berkepanjangan.
Pengaruh lingkungan juga sangat signifikan dalam menyebabkan penyimpangan dari fitrah. Lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai moral dan spiritual dapat mendorong individu untuk mengadopsi perilaku yang bertentangan dengan fitrah mereka. Misalnya, berada dalam lingkungan yang mempromosikan materialisme dan hedonisme dapat membuat seseorang mengejar kebahagiaan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan fitrah mereka, seperti penggunaan narkoba atau pergaulan bebas. Tindakan-tindakan ini, meskipun mungkin memberikan kepuasan sementara, pada akhirnya dapat menyebabkan konflik batin dan gangguan mental.
MENJAGA DAN MEMELIHARA FITRAH
Memelihara fitrah merupakan aspek yang sangat penting dalam Psikologi Islam untuk memastikan kesejahteraan mental dan spiritual. Fitrah, sebagai kondisi alami manusia yang cenderung pada kebaikan dan mengenal Tuhan, perlu dijaga dan dipelihara melalui berbagai cara agar individu dapat hidup harmonis dan sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan sejak lahir. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menjaga dan memelihara fitrah dalam kehidupan sehari-hari, meliputi pendidikan, ibadah, dan lingkungan yang mendukung.
Pendidikan dan Pembentukan Karakter
Pendidikan memegang peranan kunci dalam menjaga fitrah seseorang. Pendidikan yang baik, khususnya yang berbasis nilai-nilai Islam, tidak hanya fokus pada aspek akademik tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas individu. Pendidikan Islam menekankan pentingnya mengajarkan moralitas dan etika sejak dini, yang berperan penting dalam menjaga fitrah. Di dalam Islam, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan tetapi juga tentang penanaman nilai-nilai moral yang kuat. Pembentukan karakter melalui pendidikan moral dapat membantu anak-anak untuk tetap berada pada jalur fitrah mereka. Misalnya, pendidikan yang menekankan kejujuran, keadilan, dan kasih sayang akan membantu anak-anak untuk menginternalisasi nilai-nilai ini dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, pendidikan yang baik juga mencakup pengajaran tentang pentingnya hubungan dengan Allah dan bagaimana menjalankan ibadah dengan benar. Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai agama sejak dini, individu akan lebih mudah untuk menjaga fitrah mereka dan menghindari penyimpangan dari nilai-nilai tersebut.