Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Teringat dengan Anakku

28 Agustus 2022   06:29 Diperbarui: 28 Agustus 2022   06:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya...Bu,sabar yah,kalau Allah memberi umur panjang ,mungkin anak ibu sehat. Tapi kita berdoa saja semoga anak ibu cepat sembuh. Ya...dokter.

Selama di rawat anakku tidak makan dan minum hanya infusan dan 10 CC air susu yang dipompa dikasihkan setiap 1 jam sekali. Waktu di rawat selama 4 hari masih bisa makan,minum,disusui. 

Menjelang hari ke 7 anakku yang pingsan ( koma selama 3 hari terakhir ) mulai siuman. Terlihat tangan,kaki,kepala dan bibir tersenyum. Diriku sangat senang lalu diajak bermain dengan boneka kecilnya. Padahal mulut dan hidung penuh dengan alat.

Kata dokter,Bu...setelah dirongsen ternyata paru-paru sebelah kiri sudah habis oleh virus ketuban. Besok hari ke 7 kita cek lagi. Apa yang ditindak selanjutnya.  Karena keadaan seperti itu. Paling harus dioperasi, dokter...kataku ,tidak bisa diobati ???

Tidak bisa,Bu...karena paru-paru yang sebelah sudah habis oleh virus. Harus dibersihkan dan cari donor . Pikiranku sudah melayang tidak karuan.Suamiku selama anakku di rawat tetap berada di rumah sakit. Dia minta cuti kerja dulu.

Menjelang subuh jam 03.00 dokter dan suster masuk ke ruangan anakku di rawat. Diriku dan suami langsung ikutan masuk. Karena orang tua pasien harus menunggu di luar ruangan. 

Selama 7 hari Kami tidur diemperan ruangan seperti gelandangan. Bawa karpet,bantal dll. Menjelang subuh setelah sholat subuh karpet dkk harus dirapihkan lagi. Setelah magrib baru dipasang lagi.  

Di ruangan sebelah juga sama berjejeran yang menunggu pasien . Karena ruang ICU/ PICU untuk anak-anak . Mungkin yang di rawat semuanya sudah gawat. 

Menjelang hari ke 7 dilihat suster dan dokter sibuk lagi memompa jantung anakku. Ternyata anakku sudah meninggal dunia setelah azhab subuh.  

Suami dan diriku menangis sejadi-jadinya. Ternyata anakku siuman hari kemarin hanya tanda perpisahan .Ya, Allah...mungkin jalan terbaik anakku harus dipanggil olehMu .

Semoga kisahnya bermanfaat bagi pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun