Pada tanggal 1 Juli 1987 penulis melamar kerja di sekolah negeri. Tujuannya mau jadi guru honor. Pada waktu itu Kepala Sekolah menawarkan hanya diberi honor . Tidak sesuai dengan UMR di daerahku.Â
Ya...karena penulis mau mencari pengalaman. Bagaimana cara mengajar yang baik di sekolah. Honor sedikit tidak masalah. Tujuannya mau mencari pengalaman.
Pada waktu itu penulis diberi kelas untuk pertama menjadi guru honor adalah murid kelas 3 SD. Jumlah murid 40 ...Banyak sekali muridku itu. Sambil belajar dan belajar. Akhirnya penulis saat ini sudah masa kerja 35 tahun .Â
Tidak terasa waktu sambil berlalu. Masa kerja honorku 18 tahun 9 bulan. Pada tanggal 1 April 2006 penulis baru lulus dari tes CPNS yang ke 6 dan tes guru bantu 2x gagal.Â
Dari pengalaman mengajar yang cukup panjang. Berarti penulis sebagai guru sudah mengajar . Murid-murid sebanyak 35 angkatan. Dari tiap semester orang tua murid suka memberi hadiah.
Di tempatku mengajar orang tua memberi hadiah tidak terlalu mahal. Karena keadaan mereka ada di daerah kumuh . Letak sekolahnya pinggir rel kereta api . Â Jadi bingkisan ( hadiah kepada guru ) seperti :
1. Oleh -oleh kalau orang tuanya baru pulang dari luar kota
2.Makanan atau minuman sambil promoÂ
3. Pakaian muslim
4. KerudungÂ
5. Tas emak-emakÂ
6. BetcaverÂ
7. Seprai sajaÂ
8. KatelÂ
9. MukenaÂ
10. Sejadah
11. Al Qur'anÂ
12. Cincin emasÂ
dll.
Penulis mengikuti tantangan untuk menulis di blog Kompasiana dengan tema " Hadiah Naik Kelas Untuk Guru". Dari membaca tulisan tersebut penulis akan memberikan sebuah jawaban.Â
Untuk orang tua murid memberi hadiah kepada gurunya suatu hal yang wajar saja. Asalkan memberi hadiah tersebut dengan ikhlas. Karena gurunya sudah mengajar anak-anaknya di suatu sekolah.Â
Disesuaikan jenjang murid-murid yang terpenting memberi hadiah. Tidak ada unsur ingin diberi nilai yang lebih tinggi daripada teman-teman yang pintar.
Tetapi ada juga orang tua memberi hadiah dengan unsur . Ada udang dibalik tahu atau bakwan ha...ha...ha...lain lagi persoalannya. Â Itu perbuatan yang tidak terpuji. Berarti orang tua memberi hadiah dengan kata lain nyogok .Â
Suatu hal yang berbahaya untuk murid-murid kalau punya niat seperti itu. Sebagai guru juga merasa takut hal perbuatan yang tidak terpuji. Sedangkan seorang guru memberi nilai di rapot.Â
Semuanya apa adanya tidak ada unsur rekayasa. Nilai yang tinggi karena muridnya pintar. Nilai yang hanya KKM berarti muridnya bermasalah. Baik maasalahnya seperti :
1. Murid jarang masuk sekolah
2. Murid yang belum lancar membaca ( Dikte)
3. Murid yang melanggar tata tertib di sekolah seperti : suka berkelahi,suka jail,suka mabal ( pulang tanpa ijin dari guru )
4. Korban teman dari luar ( jarang masuk sekolah. Dari rumah pergi ke sekolah,tiba di sekolah bermain di luar )
5. Ada PR yang mengerjakan orang tuanyaÂ
6. Anaknya hanya bermain game .
Mungkin hanya itu ulasanku sebagai guru. Kalau mendapat hadiah dari orang tua. Hal yang wajar saja. Semoga tulisanku bermanfaat bagi pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H