Dokpri Muridku tidur di kelasÂ
Kejadian seperti ini sering terjadi di dalam kelasku. Murid tersebut, murid yang paling super aktif. Penulis sebagai wali kelas tetap berusaha untuk pendidikan anak tersebut .
Dokpri Belajar Luring sewaktu-waktu
Pada waktu PPDB Tahun Pelajaran 2021-2022 setiap wali kelas 1 SD tidak dilibatkan dalam PPDB tersebut. Setiap tahun ada 1-2 murid yang super aktif.Â
Dokpri Belajar LuringÂ
Di sekolahku harus menerima murid yang di luar murid yang normal. Minimal ada 4-8 murid. Seperti yang sudah direncanakan oleh panitia PPDB tiap kelas ada murid yang super aktif setiap tahunnya.Â
Muridku bernama N dia hobby main game. Sampai hp sudah habis baterai masih digunakan untuk bermain game. Di sekolah sebelum belajar ada umpan balik .
 Apersepsi selain pelajaran disambungkan dengan kehidupan di rumah Murid-muridku ). Nah...anak tersebut dari bayi sama mamahnya suka di simpan hp di atas kasur.Â
Diputar musik supaya anaknya tidur nyenyak atau saat mamahnya bekerja di rumah tangga dengan tenang. Kebiasaan tersebut berlanjut setelah anak usia 1 tahun sampai saat ini usianya tujuh tahun lebih.
Kebiasaan N setelah mendengar adzhan magrib dia tidur di atas kursi. Bangun lagi kira-kira pukul 20.00-03.00 baru tidur lagi. Kerjaannya setiap hari main game tidak bisa lepas dari tangannya HP tersebut.Â
Setelah dapat informasi dari orang tua pola tidurnya tidak baik untuk kesehatan. Di sekolah suka dibahas tentang pola tidur yang baik untuk kesehatan.Â
N ...masih tetap tidak bisa merubah pola tidur. Sampai penulis menyarankan untuk konsultasi kepada Psikolog . Dia terapi sebulan 2x .Â
Yah...lumayan biayanya 1x terapi harus punya uang Rp 300.000 . Kasihan demi anak supaya bisa mengikuti kehidupan dengan normal.Â
Setelah terapi lumayan ada perubahan biasanya kalau diganggu temannya hanya bisa menangis dan ngamuk. Sekarang dia bisa melawan sambil berbicara.Â
Contohnya kalau diganggu oleh temannya :
1. Penghapus diambil langsung dia mengambil lagi.
2. Pensil diambil langsung dia mengambilnya.
3. Diganggu temannya dengan pakai kaki disleding ,dia ikutan melawan.Â
Dalam berbicara juga sudah mulai lancar. Pada waktu masuk PPDB bulan Juli 2021 . Berbicara tidak jelas dan suka jakan-jalan . Kemana yang dia suka, seringnya jalan-jalan ke kantin cari jajanan.Â
Repot juga mengurus murid tersebut. Karena sudah tugas sebagai guru. Dicoba terus supaya dalam 1 tahun banyak perubahan.Â
Hampir 1 tahun anak tersebut belum hapal angka 1-10 dan huruf A-Z. Tetapi kalau diarahkan ditunjukkan dia mau menulis. Setiap hari teman-temannya sudah pulang.Â
Dia masih di kelas dan dibantu oleh guru dalam mengisi tugasnya. Kalau dapat nilai 60-100 sorak-sorai senangnya. Padahal bagi guru untuk memberi motivasi . Sudah mau menulis,walaupun isinya dibimbing.Â
Sebenarnya kalau orang tua di rumah rajin mengajak untuk belajar. Dia sebenarnya masih bisa diarahkan. Hanya dukungan orang tua kurang.Â
Kalau ada PR yang menulis mamahnya. Ya...mungkin kesal dengan tingkah anaknya. Padahal kalau dibimbing pasti bisa. Sabar...Nak,kamu pasti bisa seperti teman-teman yang lain.Â
Mengajar murid kelas 1 SD harus ektra dan sabar menghadapi murid-murid. Sifat dan wataknya beraneka ragam.Â
Alhamdulillah...penulis jadi guru kelas 1 SD dari tahun 2009- saat ini (2023). Tidak ada yang mau menggantikan oleh guru yang lain. Masa kerjaku dari guru honor sampai jadi PNS hampir 35 tahun (1 Juli 2022). Dinikmati saja mengapa ingin jadi guru cita-cita sejak kecil ???
Semoga tulisanku bermanfaat bagi pembaca dan pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H