Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kurikulum 2013 PTS Sudah dihapus, tetapi Guru Masih Melaksanakan karena Diperlukan Nilainya

8 Maret 2018   08:27 Diperbarui: 9 Maret 2018   12:58 4036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu tantangan yang berat karena di sekolah guru sudah semaksimal untuk belajar tetapi setelah pulang anak-anak dibiarkan begitu saja oleh orang tuanya.  Kita bisa melihat murid yang sukses dalam belajar adalah orang tua yang penuh perhatian dan tanggungjawab yang sangat besar dalam mendidik para putra-putrinya. Bisa kita lihat dalam cara menulis, membaca dan berhitung ,tulisannya bagus dan membacanya lancar. 

Tetapi bisa kita lihat kalau orang tua tidak ada perhatian dalam pendidikan, tulisannya anak  acak-acakan dan berhitungnya tidak lancar. Untuk keberhasilan dalam mendidik murid-murid harus ada kerjasama antar guru, orang tua dan pemerintah. Pemerintah sudah menyediakan sarana & prasana yaitu sekolah (gedung beserta perabotandan fasilitas lain (buku dsb). 

Sebagai guru kita harus mengetahui cara /gaya belajar murid-muridnya seperti :

1.Belajar dengan cara melihat (visual) 

2.Belajar dengan cara mendengarkan.  ( Audio) 

3. Belajar dengan cara gerak (Kinestetis). 

Dari ketiga gaya belajar murid-murid bisa kita lihat hasilnya.  Ada murid yang di dalam kelas tidak pernah selesai menulis /lambat menulis tetapi dalam hasil ulangan setiap minggu ( per/subtema ada ulangan mingguan /bulanan hasilnya bagus. Padahal setiap hari belajarnya hanya ngobrol, laro ke sana lari ke sini .Tetapi waktu ulangan bisa mengerjakannya.  Kalau lebih bagus lagi kalau melihat murid yang belajarnya serius hasilnya juga sangat bagus. 

Itulah perjuangan seorang guru, semoga orang tua yang membaca tulisan ini bisa tergerak hatinya untuk memperhatikan putra-putri dalam belajar. Karena orang tua memberikan pendidikan sangat penting sebagai bekal untuk di masa depan. Dibandingkan memberi harta yang segunung bisa habis kalau tanpa  ilmu hidupnya bisa tersesat.Semoga tulisanku ini ada guna dan manfaatnya bagi kita semua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun