Selamat malam sahabat kompasioner, salam hangat, bahagia serta sejahtera buat kita semua. Semoga apa yang kita tulis menjadi ladang pahala dan bermanfaat buat pembaca, aamiin salam sehatku.
Kali ini penulis ingin menulis perspektif makanan manis dan asin memicu diabetes,serta pemanis memicu karies gigi  berlubanga dan penyakit lainnya. Semua artilel memuat tentang sumber akurat dan membahas tentang studi kasus ini, izinkan perkenalan dan mengulang bahasan tentang makannan manis ini.
Peluang terkena diabetes terjadi pada konsumen yang sangat konsumtif memakan makanan mengandung manis, pemanis, asin dan berlemak.
Berbagai perspektif  makanan manis dan dampak yang ditimbulkan:
1.Spekulasi  akibat konsumsi makanan manis serta asin memicu  diabetes . Dari mana sich kita dapat mengetahui ragam nya,yaitu dari studi survei.
Selain makanan manis , makanan asin pu  mengandung natrium tinggi  mengandung natrium sehingga memacu reaksi tinggi  pada hipertensi, sedangkan kita tahu hipertensi  sebagian pasien menderita  diabetes malitus  disertai  hipertensi.
Makanan yang manis, berlemak dan asin dapat memicu terjadinya asupan tidak seimbang, ketidakseimbangan inj akan mengakibatkan obesitas. Sedangkan Obesitas merupakan penyakit pemicu berbagai  penyakit khususnya diabetes. Tidak hanya makanan manis, makanan asin pun  beresiko terkena diabetes. Serta pola konsumsi  karbohidrat pada singkong dan nasi memang berpotensi pada penyakit ini
2.Karies gigi papa anak - anak
Karies gigi memang banyak di alami oleh anak yang, muali bayinya si anak tidak minum asi orang tuanya, hal ini memang berdampak besar sampai besar. Sakit gigi akan membuat gigi rusak dan berlubang akibat konsumsi susu formula. Lanjutkan pada bahasan karie gigi, mengalami rasa sakit pada gigi memang sangat cepat sekali terjadi apalagi pola hidup membeli makanan minuman yang notabene berasa manis serta sangat manis akibat pemanis buatan.
Karies gigi udentik dengan makanan, minuman manis, apa lagi jenis yang mengandung gula ini memang menjadi primadona anak masa kini, yang lebih mengkhawatirkan lagi jika anak kecil, minum minuman pemanis yang harga sachetan Rp.1000, rasa enak harga murah menjadi incaran kalangan anak kecil, dewasa bahkan lanjut usia.
Banyak sekali dampak negatif akibat  pemanis buatan dan gula jika konsumsi berlebihan :
1.Konsumsi gula berlebih  rentan menyebabkan  risiko kegemukan, diabetes, dan penyakit jantung, gagal ginjal kronis akibat komplikasi Diabetes Melitus
2. Kelelahan berlebih  dan penambahan berat badan serta terjadi  penyakit jantung. Perbanyak sumber zat gizi yang  sehat yang mengandung protein, vitamin, dan mineral. Kurangi atau hindari makanan manis pada kue, permen, minunan sachet dan botol yng banyak mengandung pemanis, kue manis, cek pada kandungan dibelakang kemasan.
3.Kalangan anak- anak  jika konsumsi gula berlebih baik makanan atau minunan akan mengakibatkan sakit kerongkongan
4.luka  atau nyeri pada lidah akibat kondumsi permen berlebih
5.penurunan nafsu makan akibat adanya sakit pada kerongkongan , sakit iritasi pada tenggorokan
6.Terjadi amandel secara tidak langsung akibat minuman manis dan dingin.
7.Tumbuh kembang dan kesehatan mental terganggu dan lain - lain.
8.penyakit obesitas memang  dapat beresiko pada penyakit lainnya seperti  tekanan darah tinggi, stroke kandung empedu dan penyakit hati, Osteoartritis atau radang sendi, Masalah ginekologi seperti infertilitas Masalah pernapasan Sleep apnea, Rasang usus besar.
Dilansir pada Kompas.com  sabtu, 1 oktober 2022 menyatakan data kemenkes menunjukkan sekitar 28,7 persen masyarakat kita mengonsumsi Gula Garam Lemak atau disingkat dengan GGL yang  melebihi batas yang dianjurkan. Batasan konsumsi GGL sudah diatur dalam Permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes 63/2015.
Jikapun meresahkan mohon ditarik peredaran para pelaku usaha makanan dan minuman yang memang mengganggu lidah masyarakat ekonomi kebawah disamping upaya pemerintah melakukan  upaya- upaya dan strategi dalam mengendalikan GGL yang mencakup aspek regulasi, reformulasi pangan, penetapan pajak/cukai dan  studi/riset serta  edukasi.
Masih dikutip dari kompas.com mengenai  aturan permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes No 63/2015 Tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Semoga  upaya pemerintah membuahkan hasil yang baik.Â
Karena kita tahu produk yang mahal diklaim lebih sehat dari pada jajanan yang berharga murah dan beredar dipasaran. Buat masyarakat ekonomi menengah kebawah sungguh sulit memilih makanan instan dan minuman instan yang sehat namun mahal. Pengalaman penulis kadang membeli makanan instan baik camilan, minuma dengan harga murah, kadang hati berkata kok murah ya, promo juga tidak melihat kandungan didalam kemasan aman- aman saja, jangan - jangan, namun kalau lapar telah melanda, istilahnya cukup berkata bismillah santap aja.
Semoga penulisan kali ini bermanfaat
Salam sehat bahagia buat sahabat kompasioner
#tantangan menulis ke 44
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H