Mohon tunggu...
Sri Widiya
Sri Widiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sampah Plastik Menjelma Menjadi Pulau di Tangerang

21 Desember 2020   08:33 Diperbarui: 22 Desember 2020   01:19 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan plastik memang terbilang sangat praktis, oleh karena itu banyak produk makanan, minuman ataupun produk lainnya yang menggunakan plastik sebagai kemasannya. Tak heran jika semakin lama penggunaan plastik menjadi semakin banyak hingga menyebabkan penumpukan sampah berbahan plastik di berbagai tempat. Penumpukan tersebut sangat berbahaya dan dapat menyebabkan polusi baik polusi tanah, air maupun udara. Polusi terjadi karena plastik akan berubah menjadi zat kimia yang dapat membahayakan makhluk hidup termasuk manusia.

Mulanya kantong plastik digunakan untuk menyelamatkan pohon dan bumi. Hal tersebut dikarenakan sebelum adanya kantong plastik masyarakat menggunakan kantong berbahan kertas untuk keperluan sehari-harinya. Kantong kertas dibuat dengan berbahan dasar pohon, karenanya semakin banyak penggunaan kantong kertas maka semakin banyak pula pohon yang ditebang untuk pembuatannya. Dengan tujuan untuk menyelamatkan alam, pada tahun 1959 Sten Gustaf Thulin yang merupakan ilmuan asal Swedia menciptakan kantong plastik pertama untuk menggantikan kantong kertas.

Seiring dengan berjalannya waktu, kantong plastik seolah berbalik mengancam keselamatan bumi. Seringkali kantong plastik hanya digunakan sekali pakai oleh masyarakat, padahal kantong plastik tersebut dapat digunakan untuk beberapa kali. Karena penggunaan kantong plastik yang tidak terkendali itulah yang menyebabkan sampah menjadi momok besar baik di Indonesia maupun di dunia. Bahkan saat ini Indonesia berada pada urutan kedua dunia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar setelah Tiongkok.

Tumpukan Sampah Plastik Bak Pulau

Pesisir Pantai Tangerang tepatnya di Pantai Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga terdapat ratusan bahkan bisa mencapai jumlah ribuan sampah plastik. Ribuan sampah plastik itu menumpuk dan seakan menggantikan fungsi pasir di pantai. Tumpukan sampah di Pantai Tajung Burung terjadi selama bertahun-tahun hingga mengeras layaknya tanah pada daratan. Daratan sampah yang terbentuk mencapai sekitar 2,5 kilometer panjangnya dengan tebal sekitar 3 meter dari permukaan laut.

Sampah plastik yang berada di Tanjung Burung sebagian besar berasal dari aliran Sungai Cisadane. Tumpukan sampah tersebut merupakan sampah dari limbah rumah tangga yang dibuang oleh masyarakat ke Sungai Cisadane dari berbagai daerah yang dilalui oleh sungai ini. Karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan serta tidak adanya rasa cinta terhadap lingkungan, menjadikan masyarakat sering membuang sampah ke sungai yang kemudian menyebabkan penumpukan sampah. Papan peringatan larangan membuang sampah pun seakan tidak terlihat.

Bukan hanya warga setempat yang tinggal di bantaran sungai saja yang perlu disosialisasikan agar tertanamkan kesadaran akan kebersihan lingkungan, tetapi juga pada seluruh masyarakat yang berada di daerah sekitar Tangerang. Pasalnya, Sungai Cisadane yang berhilir dari Gunung Pangranggo tersebut mengalir melalui berbagai daerah yang diantaranya adalah Tangerang Selatan dan Bogor. Sampah dari hulu terbawa hanyut hingga menumpuk di Muara Sungai Cisadane dan membentuk pulau sampah pada pesisir pantai. Selain itu, terdapat pula beberapa oknum yang yang tidak bertanggung jawab menjadikan beberapa tempat di bantaran Sungai Cisadane menjadi tempat pembuangan sampah.

Sampah plastik tidak hanya mengakibatkan hilangnya nilai estetik dari pantai, tetapi juga terganggunya mata pencaharian warga. Warga yang berprofesi sebagai nelayan lebih sering mendapatkan sampah plastik dibandingkan dengan ikan. Selain itu, warga yang memiliki tambak ikan dan udang juga ikut terkena dampaknya. Pencemaran air berdampak pada rusaknya tambak karena adanya limbah industri dan zat berbahaya yang dikandung di dalam air.

Upaya Pelestarian Bantaran Sungai

            "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun