Mohon tunggu...
Sri Widhiani
Sri Widhiani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya adalah guru SD yang saat ini sedang mengikuti pendidikan Guru Penggerak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

15 Oktober 2023   11:03 Diperbarui: 15 Oktober 2023   11:10 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana guru memposisikan nilai dan perannya dalam menerapkan budaya positif di sekolah.

c. Visi Guru Penggerak

Penerapan budaya positif dapat terwujud karena adanya visi guru dalam merealisasikan mimpinya akan murid-murid di masa depan yang memiliki karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.

B. Refleksi

Setelah mempelajari materi budaya positif, mempraktikkan membuat keyakinan kelas, mempraktikkan segitiga restitusi, saya merasa tergampar cukup keras. Karena saya menemukan diri saya yang banyak sekali kesalahan dalam menerapkan disiplin kelas, yang lebih ke arah penghukum, pemberi rasa bersalah. Semoga ke depannya saya tidak hanya menjadi teman atau pemantau saja tapi juga dapat menempatkan diri sebagai manajer yang baik ke depannya. Dan saya akan mencoba membuat keyakinan kelas sesuai dengan harapan, keinginan dan kenyamanan murid-murid saya di kelas. Dan sayapun akan selalu mencoba menggunakan segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah disiplin yang ada.

Dari kelima posisi control yang ada, sebenarnya baik bagi diri saya maupun rekan-rekan guru lainnya pernah melakukan kelimanya, namun istilah-istilah yang ada menjadi penanda khusus bagi kami untuk lebih memahami, dan saya menyadari bahwa selama ini saya lebih banyak memposisikan diri saya sebagai penghukum kepada mereka.

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah melakukan segitiga restitusi, meski belum terarah dengan benar. Hal ini saya lakukan setelah mempelajari tentang filosofis Ki Hadjar Dewantara yang memberi bekal kuat bagi diri saya untuk lebih mengutamakan murid-murid saya dengan tidak menyakiti baik fisik maupun psikhis mereka.

Yang saya praktikkan saat itu dapat dilihat pada kasus bullying yang saya sajikan dalam Demonstrasi Kontekstual https://youtu.be/on9-Hd8hdDQ?si=cp7Z5ziOR25ezVO4. Hal ini benar-benar kejadian nyata yang terjadi di kelas saya dan yang saya lakukan saat itu benar-benar melakukan pendekatan personal kepada mereka tanpa melakukan penekanan dan hukuman kepada murid. Tapi lebih kepada menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mereka serta nilai-nilai kebajikan yang seaharusnya.

Demikian paparan singkat saya tentang koneksi antar materi Modul 1.4

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun