Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Hati Kekeyi ala Cocokologi yang Katanya "Bukan Boneka"

6 Juni 2020   09:11 Diperbarui: 6 Juni 2020   09:14 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya memulai tulisan ini, saya berharap orang-orang yang membaca artikel ini bukan bagian dari nitizen yang menghujat atau mem-bully Kekeyi. Artinya, jiwamu sedang sehat, pikiranmu masih berdamai.

Didalam kehidupan, pelaku bullying sering ditempatkan sebagai  orang yang jahat, yaitu orang yang melakukan kejahatan terhadap korbannya. Namun tanpa disadari, mereka adalah korban dari pikirannya sendiri.

Entah ia berfikir akan bahagia dengan membully atau hanya ingin berdamai dan mencari kenyamanan dengan cara merendahkan orang lain, ataukah ada cerita tersendiri dibalik perbuatan bullyingnya. Hanya zona pikirannya yang mampu memahami perasaannya sendiri, dan kita hanya mampu menebak-nebak saja.

Beberapa waktu yang lalu, selebgram Kekeyi berhasil menarik jempol warganet untuk meng-klik video klip lagu ciptaannya yang berjudul Keke Bukan Boneka. Tak menunggu waktu yang lama, jutaan pasang mata berhasil singgah untuk menonton video klip tersebut sehingga menjadi trending 1 di youtube hingga saat ini.

Ada ratusan komentar yang tertinggal dalam video tersebut yang berisi hujatan terhadap Kekeyi. Ada yang menghujat penampilan, suara, dan yang lagi ramai dibahas saat ini adalah ada sebagian lirik dalam lagu tersebut yang dianggap menjiplak dan melanggar hak cipta. Ada penggalan lirik yang dianggap mirip dengan lagu "Aku Bukan Boneka" yang pernah dibawakan oleh Rinni idol.

Namun, dibalik banyaknya hujatan, tidak sedikit pula yang mendukung dan membela Kekeyi. Saya berada di pihak yang tidak membela juga tidak mendukung, karena bagaimanapun juga ada kekecewaan tersendiri saat karya kita diakui oleh orang lain, dan tidak menyalahkan pula jika seseorang tidak sengaja memiliki pemikiran yang sama dengan apa yang kita pikirkan. 

Toh hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di kehidupan dunia yang fana ini. Ya kan? so, saya berada di pihak yang tidak membela ataupun mendukung, karena saya tidak membenarkan kesalahan dan bukan menyalahkan ketidaktahuan.

Saya sedang tidak membela atau menyalahkan Kekeyi, saya hanya penasaran dengan apa yang sebenarnya dirasakan oleh hati selebgram tersebut.

Bukan masalah video-nya yang sempat di take down oleh youtube, bukan pula masalah ketakutannya akan di penjara karena dianggap melanggar hak cipta atas lagu yang ia nyanyikan, seperti curhatannya dalam youtube channel milik Anji.

Tapi yang menjadi pertanyaan besar saya adalah mengapa kekeyi begitu kuat dengan bully-an? bukan hanya saat ini dia menghadapi semua itu, tapi sudah terlalu sering dan sudah banyak waktu ia melewatinya.

Apakah ia sudah berteman dengan kata bully sehingga telinga dan hatinya telah ia tutupi dengan karya yang menghasilkan? ataukah ia hanya memendam dan mencoba berdamai dengan keadaan?

Mari kita bermain cocokologi ala saya yang sekedar asal-asalan ini

Keke Bukan Boneka adalah judul lagu yang sedang viral dan trending 1 di youtube dalam minggu ini, dinyanyikan dan diciptakan oleh Kekeyi. Setelah beberapa hari trending, lagu tersebut di take down oleh pihak youtube karena dianggap melanggar hak cipta.

Saya tidak akan membahas masalah apakah dia boneka atau bukan, karena jelas-jelas dia adalah manusia.

Oke lanjut, setelah mendapat masalah terkait copyright, kekeyi mengunggah tulisan dalam insta story miliknya dan mengatakan bahwa ia ingin belajar ikhlas, belajar menerima dan menghilangkan trauma dalam dirinya. Yang ingin saya garis bawahi adalah kata "trauma" dalam status Kekeyi tersebut.  

Ada sebuah artikel yang pernah saya baca, bahwa korban bullying berpotensi rentan terhadap gangguan kesehatan mental dan dalam jangka panjang dapat merusak kepercayaan diri korbannya serta umumnya si korban juga senantiasa flashback ke kejadian yang membuatnya trauma.

Hai please nitizen, jangan sampai karena komentar-komentarmu yang tertinggal dalam sebuah postingan telah melukai dan meninggalkan trauma dihati korbanmu. Tidakkah kamu merasa berdosa atas tindakan yang kamu lakukan?

Sesungguhnya artikel ini bertujuan untuk menyadarkan pelaku bullying agar segera menyadarkan pikirannya sendiri dan carilah zona zaman dengan bijak tanpa menyakiti. Jikalau tidak bisa menyadarkan, paling tidak sedikit mengurangi, pelan-pelan. Oke? Kalau tidak bisa, ya sudahlah karena saya bukan motivator.

Selalu tanamkan pada diri sendiri bahwa semua apa yang ada dilangit dan dibumi, termasuk manusia itu sendiri adalah makhluk ciptaan Tuhan. Kita sama, sama-sama diciptakan oleh-NYA.

Pernahkah kita terfikir saat kita menghina, menghujat, atau membully seseorang, apalagi bully-an secara fisik, bukankah kita tengah menghina ciptaan-NYA? Semoga niatnya bukan seperti itu.

Jika kita ingin mengkritik, kritiklah tanpa menyakiti, apalagi sampai meninggalkan trauma kepada orang yang kita kritik.

Jadi menurut cocokologi asal-asalan saya, Kekeyi tengah mengalami dampak akibat bullying, tetapi ia tengah berdamai dengan hatinya sendiri, mencoba mendapatkan zona nyaman dengan menunjukkan siapa dia sebenarnya dengan cara menghasilkan karya yang bisa dinikmati oleh dirinya sendiri maupun bisa dinikmati dan dapat menghibur orang lain.

Terlepas dia dianggap pansos atau cari sensasi dengan memanfaatkan bullyan nitizen, hal tersebut merupakan salah satu keberanian dan kekuatannya. Entah hal tersebut masuk akal ataupun tidak, itu adalah cara dia untuk tampil.

Coba periksa hatimu, jangan-jangan hati kita terlalu hitam untuk sekedar memaklumi sesuatu, atau jangan-jangan kamu dengki atau iri dengan kesenangan seseorang. "Iri bilang Bos", *eh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun