Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Inikah Alasan Prabowo-Luhut Melunak Terkait Konflik Natuna?

8 Januari 2020   06:24 Diperbarui: 8 Januari 2020   06:34 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luhut Pandjaitan dan Prabowo Subianto | foto : tribunnews/kompas.com

Gejolak polemik Natuna antara Indonesia dan China masih menjadi pembahasan publik hingga saat ini, baik dari wilayah pemerintahan maupun dari kalangan masyarakat awam.

Pasalnya, China dengan sangat leluasa membiarkan secara ilegal kapal nelayan beserta kapal penjaganya (coast guard) untuk melakukan aktivitas mancing diperairan Natuna.

Konflik semakin menjadi-jadi saat China berpendapat bahwa Natuna adalah milik mereka, yang katanya karena sejak dari dulu sudah sering memancing di wilayah perairan yang kaya akan sumber daya alam tersebut.

Karena aktivitas mancing-memancing tersebut, akhirnya nelayan China tidak hanya memancing ikan saja, tapi juga memancing emosi jiwa raga masyarakat Indonesia.

Tapi eh tapi, China tidak hanya memancing emosi masyarakat Indonesia terhadap dirinya saja, tapi juga memancing keributan masyarakat kepada pemimpinnya. Sebut saja dua menteri kita yang banyak dibully oleh nitizen +62 atas sikap mereka terhadap konflik yang terjadi pada Natuna ini,

Dua menteri di era pemerintahan Jokowi, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dianggap berubah menjadi "soft" ditengah sosoknya yang dikenal sangat garang terkait masalah kedaulatan RI.

Apakah gerangan yang dimiliki oleh China sehingga dua jenderal yang garang tetiba melunak seperti ini?

Apakah karena Indonesia memiliki utang yang sangat besar kepada China, sehingga harus "menjaga hati" negeri tirai bambu tersebut? saya rasa sih tidak, karena negara pemberi kredit terbesar Indonesia masih ditempati Singapura, disusul Jepang, kemudian Amerika Serikat dan posisi keempat adalah China (data dikutip dari kompas).

Jadi China bukan satu-satunya kekuatan dari Indonesia. Eh, kok kekuatan sih, maksudnya tempat untuk "ngutang", hmm.

So, Mengapa Indonesia harus menjaga hubungan baik dengan negara China?

Alasan pertama, mungkin karena China punya uang. Tentu kita tahu lah ya, kalau hari raya imlek saja, mereka tidak pernah abai untuk bagi-bagi angpao, mungkin karena kebanyakan uang kali ya?

Selain itu, jika kita berkunjung ke toko-toko emas, pasti kebanyakan pemiliknya adalah orang-orang China kan? pokoknya, kalau kita ketemu dengan orang China, kebanyakan mereka adalah pengusaha-pengusaha sukses.

Melansir liputan6.com, China sekarang sedang berada di jalur untuk menjadi pemain nomor 1 dunia. China terus menguntit Amerika Serikat diposisi 2 dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 13,1 triliun.

Dengan adanya target pertumbuhan ekonomi 6 persen di 2020, China diperkirakan akan mencapai tujuan menggandakan PDB dan pendapatan dalam satu dekade.

Adanya pertumbuhan ekonomi yang baik dari China, tentunya akan menjadi ladang besar bagi Indonesia untuk menerima investasi dari mereka.

Kemudian alasan kedua, selain kekuatan ekonomi yang dimiliki China, mereka juga memiliki kekuatan militer yang kuat dibanding Indonesia. Tapi sepertinya kita mungkin bisa menang dengan bantuan tambahan personil anak-anak sekolahan yang hobby tawuran untuk menyerang dan mengalahkan China ini, hehe (just kidding).

BACA JUGA : Jangan Biarkan Natuna Bernasib seperti Pulau Sipadan dan Ligitan

Walaupun begitu, klaim China atas Natuna ini terkait pelanggaran hak berdaulat, jadi kita tidak boleh membiarkannya begitu saja.

Indonesia memiliki hak berdaulat atas Natuna karena adanya kekuatan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE),  sehingga Indonesia berhak untuk untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, yang terkandung di perairan, dasar laut dan subsoil.

Nah, karena kawasan ZEE ini, Indonesia berhak mengelola sumber daya alam yang ada di laut Natuna. Jadi kalau misalnya China pengen mancing, izin dulu dong sama empunya empang, eh empunya laut.

Walaupun sebenarnya yang punya laut itu adalah Tuhan, jangan sampai beralasan sudah izin ke Tuhan, karena Tuhan tidak menghalalkan tindakan pencurian. Ingat, ada hak berdaulat Indonesia atas Natuna, jangan seenaknya menerobos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun