Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

i'm a pluviophile. i really love writing and singing. ordinary girl. and addctd with coffee (:

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Cita-citaku

26 November 2017   10:50 Diperbarui: 26 November 2017   11:01 10016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Subuh kali ini begitu dingin namun menenangkan.

Seperti biasanya, Udara subuh sangat segar dan banyak mengandung zat asam yang menjauhkan kita dari penyakit Tuberculosis. Ku tarik nafasku dalam-dalam. Ku hembuskan perlahan. Ku panjatkan syukur atas apa yang Maha kuasa berikan kepadaku.

Sehabis Sholat subuh, Aku tak melanjutkan tidur lagi. Aku membantu Ibu untuk membuat Kue. Kue untuk di titipkan di warung-warung. Jika tidak jualan, mau makan apa kita sekeluarga? Ayahku sudah meninggal sejak Aku masih TK. Dan Aku memiliki seorang Adik perempuan.

Namaku Sekar Dwi Putri. Teman-temanku biasa memanggilku Sekar. Aku adalah adalah seorang pelajar SMA tingkat akhir. Alias kelas 3.

" Bu, Aku ingin kuliah " Kataku pelan.

" Mau kuliah bagaimana Kamu nak? Ibu gak punya uang untuk biaya kuliah Kamu. Sedangkan untuk makan sehari-hari saja Kita susah " Kata Ibu sambil membelai lembut rambutku.

" Aku mau jadi Guru Bu " Kataku sendu. Air mataku sudah tertahan di pelupuk mata. Satu kedipan saja Ia akan meluncur dengan mulusnya ke pipiku. Ku tundukkan kepalaku. Aku tak ingin Ibu tahu Aku menangis. Aku tak ingin Ibu sedih

" Hilangkan cita-cita itu dari kepalamu Sekar. Ibu ini hanya penjual kue yang harganya 500 rupiah per biji. Dengan Kamu lulus dan menjadi pegawai toko saja itu sudah cukup . Jangan membuat mimpi yang sulit di wujudkan Sekar. Kamu harus mengerti. Kehidupan tak seindah mimpi Nak" Kata Ibu tegas. 

Air mata yang ku pertahankan kini sudah meluncur bebas. Aku menangis lagi. Aku menangis bukan karena Ibu melarangku untuk bercita-cita menjadi guru. Yang ku tangisi adalah Kehidupanku. Apakah Aku salah jika Aku bermimpi begitu tinggi? Kulihat Ibu sedang menahan tangis. Wajahnya pucat. Aku tahu Ibu juga merasa sedih dengan keadaan. Namun Aku tak ingin membuat keadaan bertambah menjadi buruk. Segera ku hapus air mataku. Dan bergegas ku bantu Ibu untuk mengantarkan Jualannya ke warung-warung kecil.

Sejak saat kejadian subuh itu, Aku tak pernah lagi mengungkit cita-cita ku di depan Ibu. Aku hanya tak ingin Ibu bersedih lagi. Cukup ku pendam saja cita-cita itu.

Hari ini disekolah akan datang Kakak-kakak mahasiswa dari salah satu universitas  untuk mensosialisasikan mengenai SNMPTN. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SNMPTN adalah salah satu bentuk jalur seleksi penerimaan mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia. Seluruh siswa wajib untuk mendaftarkan diri. Ku putuskan untuk mengambil jurusan FKIP Bahasa Inggris tanpa sepengetahuan Ibu.

Hari terus berus berlalu begitu cepat tak terasa.

Ujian Nasional telah Aku lewati dan tinggal beberapa hari lagi pengumuman SNMPTN akan keluar. Semua temanku begitu gembira menanti pengumuman. Begitupun dengan Aku. Jantungku dag dig dug  saat membuka website yang berisikan pengumuman. Ku cari namaku, Aku terus mengscroll down tapi belum ketemu juga. Hingga pada pertengahan, Kulihat sebuah nama. "SEKAR DWI PUTRI" Aku tak langsung gembira begitu saja, Karena ku pikir Nama Sekar bukan hanya Aku saja. Ku cek lagi NISNnya, Dan benar. Ternyata Aku lolos. Aku langsung berteriak saat itu. Tak peduli jika semua pasang mata  yang ada di warnet tertuju padaku. Aku gembira. Dengan penuh kebahagiaan, Aku kembali kerumah dan langsung memberi tahu Ibu.

" Ibu.. Ibu.. Ibu.. Aku lolos SNMPTN Bu. Aku akan kuliah nanti "

" SPP Kuliah itu mahal. Sudah berapa kali Ibu bilang, Berhenti bermimpi Sekar!" Kata Ibu memarahiku. Kini Ibu terlihat benar-benar marah dan Ibu juga menangis.

" Aku akan berusaha buat dapat beasiswa nanti Bu. Aku mohon sama Ibu. Aku butuh izin Ibu buat kuliah. " Kataku terseduh sambil memegang erat tangan Ibu

" apa alasan Kamu mau jadi guru? apa bagusnya jadi Guru Sekar? Apa? "

" Aku mau jadi Guru biar bisa bantu orang lain mewujudkan cita-cita mereka Bu. Jadi guru itu mulia. Aku mohon sama Ibu"  Kemudian Ibu hanya terdiam. Kemudian Aku di peluknya. Di ciumnya keningku. Dan Ia bisikkan

" Jadilah guru yang baik " Kemudian Ibu tersenyum.

Perasaanku tak bisa ku jelaskan bagaimana lagi. Kalau ada perasaan yang lebih baik di atas bahagia, Maka di situlah perasaanku saat ini.

Seperti yang ku katakan, Waktu begitu cepat berlalu. Dunia seakan cepat berputar. 4 Tahun sudah berlalu. Kini Aku sudah menjadi seorang guru bahasa Inggris disekolahku yang dulu. Kuliahku? Ku selesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Aku sama sekali tidak pernah membebankan Ibu dalam biaya Kuliah. Aku mendapatkan beasiswa bidik misi saat itu. Dan untuk mendapat uang jajan tambahan, Aku membawa kue ke kampus dan ku jual kepada teman-temanku.

Perjalanan hidupku untuk menjadi seorang Guru tidaklah mudah. Begitu banyak  pengorbanan yang ku lakukan. Ribuan tantangan yang menghadangku tak membuatku kalah dan menyerah. Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia bagiku .

Semuanya membutuhkan proses. Begitu juga dengan menjadi seorang guru. Untuk menjadi seorang guru tidak hanya cerdas yang di butuhkan, tetapi juga pemahaman dan pengalaman.

Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dengan berani bermimpi, itu artinya Kita juga berani mengambil resiko untuk mewujudkannya. Ketika Kamu sudah berusaha, Percayalah.. Tuhan tahu yang terbaik untuk kehidupanmu.

Teruskan cita-cita mu untuk menjadi Guru. Jangan pernah takut untuk menjadi Guru. Buktikan kepada dunia, Bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia.

Sekian..

Oh ya, Masih dalam rangka hari guru, Selamat hari guru untuk semua guru-guruku yang termuliakan ..

Terima kasih sudah membantu menerangi dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun