" Kamu mau apa kesini? Pulang sana. Mau cari Bunga? Untuk apa Kamu cari Bunga, setelah Kamu meninggalkan dia tanpa kepastian. " Hardik Katty padaku. Aku tahu ini memang salahku. Aku yang begitu bodoh meninggalkan Bunga tanpa kabar.
" Aku mohon Kat, Kasih tau Aku dimana Bunga sekarang "Â
" Aku gak bakal kasih tau Kamu. Kamu tau? Dia nunggu Kamu selama bertahun-tahun. Udah kayak orang gila Dia Bay. Dan sekarang Apa? Hidup Bunga sudah lebih baik lalu Kamu datang lagi? Kamu pikir Bunga itu mainan apa Bay!"Â
" Aku mohon Kat, Aku mohon kasih tau Aku dimana Bunga"Â
Akhirnya Katty memberi tahuku dimana Bunga berada. Aku segera pergi menemui Bunga. Aku akan mengatakan segalanya kepada Bunga.
Setelah sampai dirumah Bunga, tak ada siapa-siapa kecuali pembantunya. Kata pembantunya Bunga sedang di taman. Dengan penuh semangat Aku pergi menuju taman yang di beri tahukan pembantu Bunga. Dari kejauhan Kulihat Dia, Sosok Matahariku. Sosok yang paling ku rindukan selama ini. Bunga..Aku menghampiri Bunga yang sedang bermain bersama seorang bayi yang di letakkan di kereta dorong.
" Bunga .." Kataku pelan. Kini matahari ku sudah di depanku. Begitu cantiknya Ia kini. Tak pernah berubah. Dan Kalung yang ku berikan sebagai hadiah ulang tahunnya  beberapa tahun yang lalu, Masih Bunga gunakan. Aku tersenyum simpul. Dan kemudian kulihat Bunga menangis. Baru kali ini kulihat Bunga menangis. Ia menangis tanpa Suara. Matanya menyorotkan bahwa Ia benar-benar sangat merindukanku dan juga benci padaku.
" Untuk apa Kamu kesini Bayu? Untuk Apa? Setelah semua yang Kamu lakukan Padaku, Pergi tanpa kabar? Menyuruhku untuk menunggumu tanpa kepastian? Membuatku gila akan dirimu? Membuatku pernah hidup bersama masa lalu? " Kata Bunga sambil menangis. Hatiku rapuh. Melihat sosok yang ku cintai menangis karena Diriku. Pedih rasanya.
" Maafkan Aku Bunga, Aku tak bermaksud seperti Itu. Kini Aku datang. Untuk memperbaiki semuanya Bunga. " Aku menggenggam erat tangan Bunga. Tangannya begitu dingin dan bergetar.
" Tidak ada gunanya Kamu datang Bay, semuanya sudah berubah" Katanya sambil terseduh-seduh
" Apanya yang berubah? Kamu masih mencintai Aku kan? Aku juga mencintaimu Bunga. Sungguh mencintaimu "Â