Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

i'm a pluviophile. i really love writing and singing. ordinary girl. and addctd with coffee (:

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ketika Cinta Diuji Oleh Waktu 2

18 November 2017   23:56 Diperbarui: 19 November 2017   00:21 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halo kompasianer, Kali ini Saya datang lagi membawa 2 informasi yang tidak penting, yaitu :

  1. Cerpen ini adalah part 2 dari cerpen Saya yang sebelumnya "Ketika Cinta Di Uji Oleh Waktu" . Bagi yang baru baca, sebaiknya baca bagian pertama dulu. Biar mengerti alurnya.
  2. Kalau part pertama di ambil dari sudut pandangnya Bunga, Kali ini Saya akan bercerita melalui sudut pandang Bayu

20 Januari 2022

Matahari begitu cerah hari ini. Tak seperti biasanya, ia malu untuk menampakkan sinarnya. Sama seperti Matahariku, Ia malu untuk menampakkan kecantikan dirinya. Namaku Bayu Panji Dwisasongko. Umurku kini 23tahun. Aku baru saja lulus dari UGM dan mendapat gelar S.T. 

" Kamu berangkatnya jam berapa nak? " Kata Ibu.

Ibuku adalah seorang Pegawai Negeri Sipil. Nama Ibuku adalah Marina Kusumawati. Ibu adalah sosok yang lembut tetapi tegas. Menurutku, Ibu adalah seseorang yang paling tahu baik busuknya Aku. Ibu ku ini berbeda dari Ibu-ibu yang lain. Jika Ibu mu pandai memasak, tidak dengan Ibuku. Ibuku hanya bisa memasak Nasi,membuat roti bakar, susu,teh dan kopi. Tapi Ayah tetap mencintai Ibu dengan seluruh kekurangan Ibu. Ayah tak pernah memaksa Ibu untuk memasak. Terkadang, Jika Ayah sedang libur, Ayahlah yang memasak untuk kami.

" jam 1 Bu. " Jawabku. Siang ini Aku akan kembali Ke Jogja. Aku sudah memutuskan untuk memilih bekerja di Jojga. Tempat dimana Aku lahir dan besar. Ayah,Ibu dan Adikku Sekar masih akan menetap di Jakarta selama setahun kedepan. Dan itu artinya Aku akan tinggal sendirian di rumah lamaku Yang di Jogja. Aku benar-benar merindukan Jogja,Aku merindukan gudeg, Senja, Dan juga Matahariku. Tak bisa ku bayangkan, Bagaimana cantiknya Matahariku saat ini. Aku sudah berkemas-kemas. Dan tinggal menunggu Ayah pulang untuk mengantarku ke Terminal. Aku memang lebih suka naik kereta, dengan alasan Hemat biaya dan Aku tak suka naik pesawat. Setelah beberapa jam berlalu, Ayah sudah datang untuk menjemputku. Ayah dan Ibu saja Yang mengantarku ke Terminal. Kesha sedang di sekolah. Perjalanan menuju ke terminal tidak begitu lama. Hanya sekitar 15 menit saja. 

" Sampai disana, jangan nakal Bay, cepat cari pekerjaan dan menikah" Kata Ayah. Ayah memang sudah sangat ingin Aku menikah. Yang benar saja, Aku baru saja lulus dan belum memiliki pekerjaan. Mau ku kasih makan apa nanti istriku kelak? 

" Ayah ini loh, Bayu kerja dulu baru menikah. " Kata Ibu sambil mencubit perut Ayah. Aku hanya bis tertawa melihat tingkah mereka berdua. Kupeluk Ayah dan Ibuku untuk salam perpisahan. Ah, sedih sekali rasanya untuk berpisah dengan mereka walau hanya untuk satu tahun. Setetes air mata sudah di ujung pelupuk mataku. Malu Aku di tertawai Ayah. Tapi kulihat, Mata Ayah juga berkaca-kaca. Kalau Ibuku? Jangan Kamu tanya, Ibuku ini sangat cengeng. Setelah itu Aku memasuki kereta malam. Eh -,-..Perjalanan menuju Jogja sangatlah jauh. Kurang lebih menempuh waktu 13 jam. Ku putuskan untuk tidur saja. 

..............................................................................................................................................................................................................................................................................

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Sampailah Aku di Jogja. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Ayah dan Ibu juga sudah tidur pastinya. Ku putuskan untuk mengirimi mereka pesan singkat saja dan memberi tahu bahwa Aku sudah sampai. Aku menuju rumahku yang lama menaiki grab. Sesampainya dirumah, Aku langsung tidur. Rumahku memang sudah di bersihkan oleh Mang Ujang. Mang Ujang adalah orang yang menjaga rumahku saat kami semua di Jakarta. So, Terima kasih banyak mang Ujang.

21 Januari 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun