Program konservasi meliputi:
1. Pelestarian di habitat asli (in situ).
2. Budidaya di luar habitat asli (ex situ).
3. Regulasi perdagangan anggrek untuk mencegah eksploitasi berlebihan.
Merakit Hibrida Baru: Menciptakan Keindahan yang Tak Pernah Selesai
Di dunia Anggrek, "perakitan" bukan sekadar perkara menyilangkan dua bunga dan menunggu keajaiban terjadi. Ia adalah kerja panjang, penuh kesabaran, seperti seorang seniman yang menggoreskan kuasnya pada kanvas alam.
Sejak pertama kali manusia mencoba menyatukan serbuk sari dan kepala putik dari dua jenis yang berbeda, Anggrek telah membuka ruang kemungkinan yang tak terbatas.
Di laboratorium atau rumah kaca, para perakit hibrida bekerja dalam sunyi. Memadukan warna, bentuk, dan ketahanan. Ada yang mengawinkan Dendrobium bigibbum dengan Dendrobium phalaenopsis, berharap kelopak yang lebih lebar dan gradasi warna yang lebih tajam.
Ada pula yang mencoba melampaui batas genus, menyilangkan Vanda dengan Ascocentrum, melahirkan Ascocenda yang anggun, seolah berasal dari dunia lain.
Namun, ini bukan sekadar eksperimen botani. Setiap hibrida adalah tafsir baru atas keindahan, sebuah pencarian akan kesempurnaan yang barangkali tidak pernah ada. Dan mungkin memang begitu adanya, sebab di balik kelopak yang terus berkembang, manusia hanya bisa menunggu dengan harapan: mungkinkah dari persilangan ini lahir sesuatu yang lebih indah dari yang pernah ada sebelumnya?
Potensi Anggrek