Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jejak Sejarah, Kekayaan dan Masa Depan Anggrek

29 Januari 2025   15:21 Diperbarui: 29 Januari 2025   20:28 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Jenis Anggrek Cattleya. Dokpri

Program konservasi meliputi:

1. Pelestarian di habitat asli (in situ).

2. Budidaya di luar habitat asli (ex situ).

3. Regulasi perdagangan anggrek untuk mencegah eksploitasi berlebihan.

Merakit Hibrida Baru: Menciptakan Keindahan yang Tak Pernah Selesai

Di dunia Anggrek, "perakitan" bukan sekadar perkara menyilangkan dua bunga dan menunggu keajaiban terjadi. Ia adalah kerja panjang, penuh kesabaran, seperti seorang seniman yang menggoreskan kuasnya pada kanvas alam.

Sejak pertama kali manusia mencoba menyatukan serbuk sari dan kepala putik dari dua jenis yang berbeda, Anggrek telah membuka ruang kemungkinan yang tak terbatas.

Di laboratorium atau rumah kaca, para perakit hibrida bekerja dalam sunyi. Memadukan warna, bentuk, dan ketahanan. Ada yang mengawinkan Dendrobium bigibbum dengan Dendrobium phalaenopsis, berharap kelopak yang lebih lebar dan gradasi warna yang lebih tajam.

Ada pula yang mencoba melampaui batas genus, menyilangkan Vanda dengan Ascocentrum, melahirkan Ascocenda yang anggun, seolah berasal dari dunia lain.

Namun, ini bukan sekadar eksperimen botani. Setiap hibrida adalah tafsir baru atas keindahan, sebuah pencarian akan kesempurnaan yang barangkali tidak pernah ada. Dan mungkin memang begitu adanya, sebab di balik kelopak yang terus berkembang, manusia hanya bisa menunggu dengan harapan: mungkinkah dari persilangan ini lahir sesuatu yang lebih indah dari yang pernah ada sebelumnya?

Potensi Anggrek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun