Alam tidak pernah diam; ia berbicara dalam bisikan angin, gelegak kawah, dan guratan bebatuan. Dalam setiap perjalanan ke tempat seperti Tangkuban Perahu, kita diingatkan bahwa kehidupan adalah sebuah narasi besar yang menghubungkan mitos, sejarah, dan realitas. Dan di antara semua itu, kita hanyalah pendengar yang mencoba memahami makna dari segalanya.
Dan demikianlah, ketika saya meninggalkan puncak gunung itu, Tangkuban Perahu tetap tinggal---sebagai legenda. Sebagai jejak geologi, dan sebagai saksi dari dinamika manusia dan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!