Suasana ini menciptakan perasaan damai yang sulit dilupakan, seolah-olah kampung ini adalah ruang waktu yang terjaga, di mana manusia dan alam hidup dalam harmoni.
Di sini, kami merasa sejenak terlepas dari dunia luar, meresapi keindahan yang lahir dari kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Makan Siang di Dalaraos
Tepat jam makan siang, sekitar jam 11.30 kami tiba di Dalaraos, sebuah tempat makan sederhana yang dikonsep seperti keluarga yang berkumpul di meja makan.
Makanan di sini bervariasi. Dari mulai Nasi Putih, Merah dan Nasi liwet hangat dengan banyak pilihan lauk, macam-macam sambal, bermacam sayuran dan lalapan segar tersaji. Tinggal pilih.
Di Dalaraos, kami diberi kejutan yang menyenangkan. Bertemu seorang teman lama, Ibu Siti Kulsum, yang kini menjadi seorang guru di salah satu sekolah di Kota Bandung.Dengan senyumnya yang hangat dan suara yang lembut, ia duduk bersama keluarga kecilnya, menikmati makan siang yang serupa dengan kami.
Pertemuan ini terasa istimewa, seolah-olah Dalaraos adalah titik temu yang dirancang semesta di tengah perjalanan kami.
Ibu Siti baru saja pulang dari Hutan Kota Babakan Siliwangi, tempat yang menjadi tujuan akhir perjalanan kami.
Ia mengisahkan bagaimana ia dan anak-anaknya menikmati keteduhan hutan, mendengarkan gemerisik daun, dan mengamati burung-burung kecil yang melintas di kanopi pepohonan.
"Hutan itu seperti ruang belajar lain bagi anak-anak," katanya dengan mata berbinar.
Hutan Kota Babakan Siliwangi