Pohon-pohon bambu berbaris di kiri dan kanan jalan, menciptakan suasana yang teduh.
Angin yang bertiup melewati rumpun bambu menghasilkan suara yang ritmis, seperti irama sebuah kidung yang menenangkan kami
Setelah melewati perkampungan, kami melewati sebuah pesantren besar yang berdiri di pinggir sungai.
Kompleks bangunan yang megah, namun tetap sederhana, tampak menyatu dengan lingkungannya.
Kami berhenti sejenak di sini, mengagumi tempat ini yang begitu tenang.
Beberapa santri terlihat sibuk mencuci pakaian di tepi sungai, sementara yang lain duduk-duduk di pinggir sungai sambil membaca kitab.
Suasana ini mengajarkan kami tentang dedikasi, dan ketekunan.
Kemudian kami melewati Kampung Tjibarani, sebuah perkampungan yang begitu alami. Menjadi oasis kecil di tengah hiruk-pikuk kota Bandung.
Kampung ini dikenal sebagai kampung bebas sampah---sesuatu yang langka dan menginspirasi di tengah urbanisasi yang tak selalu ramah lingkungan.
Udara di sini terasa masih bersih, jalan-jalan kecilnya tertata rapi, penuh dengan tanaman hijau dan bunga-bunga berwarna cerah.
Di sela langkah kami, kupu-kupu dengan sayap warna-warni berterbangan, sementara capung merah cerah melayang di atas genangan kecil air yang memantulkan cahaya matahari pagi.