Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Candi Sukuh Penuh Misteri

4 Oktober 2024   05:46 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelataran di depan Candi Sukuh. Dokpri

Beberapa sejarawan percaya bahwa Candi Sukuh mungkin berfungsi sebagai tempat ritual penyucian, di mana para bangsawan atau pendeta datang untuk menjalani prosesi spiritual yang menghubungkan mereka dengan para dewa dan leluhur. Namun, banyak pula yang berpendapat bahwa candi ini mencerminkan adaptasi budaya lokal terhadap ajaran Hindu, menjadikannya sebagai simbol sinkretisme, di mana kepercayaan animisme, Hindu, dan kosmologi Jawa kuno berpadu.

Di akhir penjelajahan kami, Pak Surono membawa kami ke bagian belakang candi, di mana terdapat relief besar yang menggambarkan Cerita Sudamala, salah satu kisah dari Mahabharata. Relief ini menggambarkan Bhima, salah satu Pandawa Lima, yang menjalani tugas untuk membebaskan Dewi Durga dari kutukan yang membuatnya menjadi raksasa. Kisah ini memiliki makna yang mendalam dalam konteks spiritualitas Jawa, di mana pembebasan dari kutukan dianggap sebagai simbol penyucian diri, penghapusan karma buruk, dan pencapaian keseimbangan spiritual.

Kami berdiri di sana, di hadapan relief Sudamala yang pudar dimakan usia, merenungkan makna di balik setiap pahatan batu. Candi Sukuh, dalam segala kesederhanaannya, menyimpan pesan tentang kehidupan yang dalam. Bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan menuju pencerahan, perjalanan di mana setiap manusia harus mensucikan diri dari beban-beban duniawi, menemukan keseimbangan dalam alam, dan meraih kebebasan spiritual.

Saya merasa bahwa perjalanan ini memberikan lebih dari yang saya harapkan. Candi Sukuh, dengan artefak-artefaknya yang penuh makna dan simbolisme, menjadi refleksi perjalanan batin saya sendiri --- pencarian akan kebebasan dari penyakit, dari keterikatan fisik, dan dari batasan duniawi. Mungkin, seperti Garuda dalam relief itu, saya juga sedang dalam perjalanan menuju pembebasan.

Menunda Candi Cetho, Melangkah ke Jawa Timur

Setelah menyusuri setiap sudut Candi Sukuh, kami sempat berpikir untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Cetho, yang terletak tidak jauh dari sini. Candi Cetho, juga berada di lereng Gunung Lawu, merupakan candi yang masih berfungsi sebagai tempat peribadatan hingga saat ini. Namun, karena keterbatasan waktu dan keinginan untuk segera melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur, kami menunda kunjungan ke Candi Cetho untuk lain waktu.

Dalam perjalanan pulang, saya merasakan semacam kkebahagiaan dan ketenangan. Penundaan terapi di Nanggulan, perjalanan tak terencana ke Sukuh, semuanya membawa saya pada pemahaman bahwa perjalanan hidup - dengan segala ketidakpastiannya itu - selalu memiliki caranya sendiri untuk memberikan apa yang kita butuhkan, bahkan di luar harapan kita.

Di balik kabut yang melingkupi Candi Sukuh, saya menemukan ruang untuk refleksi, bukan hanya tentang sakit, duka dan derita. Tapi juga tentang makna hidup yang lebih luas.

Perjalanan ini mungkin bukan tentang kesembuhan fisik, tapi tentang sebuah pelajaran - bahwa terkadang, kita harus melepaskan diri dari ekspektasi dan menerima apa yang diberikan kehidupan dengan lapang dada. Seperti Garuda yang membebaskan diri dari naga, saya belajar untuk menerima dan terus melangkah, meski jalan di depan masih samar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun