Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Candi Sukuh Penuh Misteri

4 Oktober 2024   05:46 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak jauh dari sana, kami menjumpai salah satu artefak paling mencolok di Candi Sukuh: lingga dan yoni yang berada di pusat pelataran. Simbol lingga dan yoni dalam tradisi Hindu melambangkan persatuan antara energi maskulin dan feminin, antara Siwa dan Shakti, yang di sini menggambarkan konsep kesuburan dan penciptaan. 

Lingga (phallus) dan yoni (rahim) adalah representasi dualitas alam semesta --- kekuatan maskulin dan feminin yang saling melengkapi untuk menciptakan keseimbangan kehidupan. Namun, di Sukuh, simbol ini memiliki penafsiran yang sedikit berbeda dari tradisi Hindu pada umumnya. 

Menurut beberapa antropolog, masyarakat Jawa pada masa itu memadukan ajaran Hindu dengan elemen-elemen lokal, yang cenderung lebih fokus pada hubungan manusia dengan alam dan kesuburan pertanian. Lingga dan yoni di sini bukan sekadar lambang dewa-dewi, tetapi juga berfungsi sebagai doa untuk kemakmuran tanah dan kesuburan bumi yang menghidupi mereka.

Pemandu kami kemudian menunjukkan sebuah artefak penting lainnya: sebuah prasasti batu berbentuk bulat, di mana terpahat cerita tentang penciptaan manusia. Prasasti ini menggambarkan adegan yang menampilkan dua sosok manusia dalam posisi unik, yang menurut arkeolog, adalah simbol inisiasi kehidupan. 

Adegan ini dipercaya melambangkan proses kelahiran dan kelangsungan hidup, suatu bentuk pengingat bagi masyarakat saat itu bahwa segala sesuatu di alam semesta adalah bagian dari siklus yang berulang: lahir, hidup, mati, dan lahir kembali.

Pak Surono menambahkan bahwa prasasti ini juga menunjukkan hubungan erat antara manusia dengan alam. Pada era Majapahit, terutama di lereng Gunung Lawu, ada keyakinan bahwa gunung-gunung adalah tempat suci, tempat para dewa bersemayam. Oleh karena itu, candi-candi seperti Sukuh dan Cetho didirikan di lokasi-lokasi yang dekat dengan puncak gunung, sebagai jembatan antara dunia manusia dan dunia para dewa.

Di sudut lain candi, kami menemukan arca-arca manusia dalam posisi meditatif. Beberapa arca ini rusak, usianya tak lagi muda. Namun, tetap bisa dibaca sebagai representasi perjalanan spiritual manusia. 

Salah satu arca menampilkan sosok lelaki dalam posisi duduk dengan tangan menyilang di dada, yang diyakini sebagai posisi meditasi tingkat tinggi, sebuah simbol pencarian pencerahan. Menurut Pak Surono, arca-arca ini menggambarkan proses inisiasi para pendeta atau bangsawan Majapahit dalam menjalani laku spiritual mereka. 

Di sini, Candi Sukuh menjadi lebih dari sekadar tempat upacara agama; ia adalah tempat pelatihan spiritual yang menekankan perjalanan individu menuju kebebasan batin.

Tak jauh dari arca-arca meditatif ini, terdapat patung Turtle Bas Relief, kura-kura yang mengangkut dunia di punggungnya. Dalam kosmologi Hindu, kura-kura sering dianggap sebagai simbol stabilitas dan fondasi dunia. Kura-kura yang dipahat di sini mungkin menggambarkan keyakinan akan kelangsungan alam semesta yang stabil di bawah aturan yang tak terlihat, tetapi kuat, dari alam dan spiritualitas.

Setiap artefak di Candi Sukuh, dari lingga dan yoni hingga patung Garuda dan prasasti penciptaan, bercerita tentang lebih dari sekadar agama. Ia adalah narasi tentang kehidupan, keseimbangan, dan perjalanan spiritual manusia Jawa di masa lampau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun